REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri melihat persiapan Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) untuk go public harus ditopang dengan perkembangan bisnis yang signifikan. Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Mandiri Syariah tumbuh dengan hasil yang menggembirakan pada 2018.
"Mandiri Syariah adalah anak perusahaan yang berkembang dengan sangat baik, kini ia terus menunjukan peningkatan performa," kata pria yang akrab disapa Tiko itu dalam paparan kinerja Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Senin (29/1).
Menurut dia, satu-satunya bank syariah buku tiga itu membukukan laba bersih sekitar Rp 600 miliar pada tahun 2018. Mandiri Syariah juga sudah mampu melakukan pencadangan hingga 100 persen setelah sekitar tiga tahun lalu pada 2016 hanya mampu 30 persen.
Non Performing Finance (NPF) pun berhasil ditekan pada level tiga persen. Tiko menyampaikan pertumbuhan asetnya cukup baik sehingga ia ingin Mandiri Syariah bisa menjadi bank syariah dengan performa mumpuni atau flagship sebelum menjadi perusahaan terbuka.
Peningkatan kinerjanya terus dipantau agar siap untuk Initial Public Offering. "Mandiri Syariah kita siapkan terus, seharusnya tahun depan bisa cetak laba ideal agar pencadangannya juga terus membaik," kata dia.
Rencana IPO Mandiri Syariah diharapkan bisa terlaksana pada 2020. Meski keputusan utama tetap berada pada pemegang saham. Yang jelas, kata Tiko, perusahaan harus mumpuni secara kinerja dan performa sebelum dibawa ke capital market.