Jumat 25 Jan 2019 23:10 WIB

Mentan Ajak Santri Milenial Kembangkan Pertanian Modern

Launching santri milenial merupakan rangkaian gerakan 1 juta petani milenial

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Launching Santri Tani Milenial di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (25/1).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Launching Santri Tani Milenial di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis generasi muda berperan penting untuk mempercepat peningkatan produksi pertanian. Untuk itu terus dilakukan terobosan peran serta  seluruh elemen baik pusat dan daerah demi mewujudkan visi membangun lumbung pangan dunia 2045.

“Santri adalah pemuda masa depan untuk republik ini, karena mereka bermoral, berkarakter dan berintegritas. Aku bangga dengan kalian, ini adalah bentuk perhatian pemerintah, saya perintahkan revisi regulasi agar pesantren bisa dapat bantuan,  jangan hanya simbolis tapi bisa bawa langsung, kalian energi baru untuk pertanian indonesia. Tahun ini diberikan 1 juta ekor ayam untuk santri seluruh Indonesia,” kata Amran pada Launching Santri Tani Milenial di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (25/1).

Launching santri milenial ini merupakan rangkaian kegiatan dari gerakan 1 juta petani milenial yang tergabung dalam 40 ribu kelompok petani dan tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Acara ini dihadiri sedikitnya 15 ribu santri, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Ketua Harian PBNU Iqbal Sullam, Anggota DPR RI, Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, Ketua DPRD Tasikmalaya, Direktur Sayuran dan tanaman obat Prihasto dan Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman.

Amran mengatakan, berbagai upaya untuk menggerakkan para santri tani menjadi pengembang usaha pertanian yang modern. Upaya tersebut adalah bimbingan teknik budidaya pertanian, demonstration plot, dan distribusi sarana produksi seperti benih padi dan tanaman pangan, kopi dan tanaman perkebunan, cabe dan sayuran , manggis dan buah-buahan. Kemudian bantuan  ternak berupa ayam, kambing atau domba, sapi dan juga peralatan alsintan seperti traktor.

“Kami diperintahkan presiden untuk mewujudkan ketahanan pangan. Pertanian kita sudah meningkat, Pendapatan Domestik Bruto (PDB, red) pertanian naik dari Rp900 triliun menjadi Rp1.400 triliun, naik 460 persen. Pun ekspor kita naik 29 persen, inflasi turun dari 10 persen menjadi 1 persen, kemiskinan di desa turun dan 80 persen bergerak di sektor pertanian,” ujarnya.

 

Bantuan Komoditas Hortikultura

Direktur Sayuran dan tanaman obat Prihasto berharap gerakan petani milenial mengurangi masalah pengangguran. Untuk komoditas hortikultura, diberikan bantuan benih cabai seluas 40 hektare yang tersebar di daerah Pangandaran, Garut, Ciamis, Kota Banjar dan Tasikmalaya.

“Bantuan cabai 40 hektare ini untuk daerah Jawa Barat guna pengembangan lahan usaha yang ada di pesantren. Diberikan pendampingan penggunaan alsintan dan pelatihan. Hal ini akan berlanjut ke pengembangan kawasan. Jika ada usulan, Ditjen Hortikultura siap memfasilitasi pengajuan proposal yang didukung oleh dinas pertanian setempat,” terangnya.

Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman menambahkan selain itu, Kementan memberikan bantuan benih manggis 2.500 batang setara yang dengan 25 hektare untuk Pangandaran dan Tasikmalaya. Bantuan benih manggis seluas 25 hektare ini untuk meningkatkan kesejahteraan santri tani jangka panjang.

“Ke depan, usaha agribisnis modern yang dilakukan oleh petani milenial, khususnya santri tani milenial dapat mendongkrak produksi pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya yang memiliki kondisi agroekosistem serupa,” kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Alam mengapresiasi langkah nyata pemerintah pusat melalui Kementan. Menurut pria yang pernah menjabat Bupati Tasik ini, Amran berpihak dan peduli kepada santri karena sejarah membuktikan santri ikut andil berjuang dalam  kemerdekaan.

“Terima kasih kepada pemerintah yang diwakili oleh Mentan Amran, hari ini adalah momentum, kami bangga dengan bantuan yang diberikan,  semoga santri semakin maju dan terdepan,” tutur Uu.

Ketua Harian PBNU Iqbal Sullam menyemangati 15 ribu santri yang hadir. Ia meminta santri agar semangat manfaatkan kesuburan tanah, pelihara dan lanjutkan jihad pertanian. “Emban amanat  dengan baik serta pelihara lingkungan hidup dengan pertanian,” ujarnya.

Dalam acara ini dilakukan penandatangan MOU Badan Litbang Kementan dengan Robitah Ma’ahid Islamiyah NU dalam rangka penumbuhan dan penguatan tani milenial. Gerakan Petani Milenial ini dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Petani yang tergolong ke dalam usia milenial yaitu, 19 hingga 39 tahun atau petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement