REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan utang luar negeri (ULN) Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara tetangga. Terutama seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.
“Membandingkan ULN Indonesia tidak apple to apple kalau dengan Filipina, Malaysia, dan Thailand,” kata Bhima kepada Republika, Jumat (25/1).
Bhima menjelaskan produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini sudah mencapai 1.016 triliun dolar AS. Sementara PDB Malaysia baru mencapai 314,5 miliar dolar AS dan PDB Filipina saat ini mencapai 313,6 miliar dolar AS.
Untuk itu, Bhima menilai jika ULN Indonesia dibandingkan dengan ketiga negara tersebut sama sekali tidak tepat. “(Ketiga negara itu) skala ekonominya jelas berebda jadi tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia,” jelas Bhima.
Terlebih, menurut Bhima, Malaysia dan Filipina tidak masuk ke dalam 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia atau G-20. Sementara Indonesia masuk di dalam G-20.
Selain itu, rasio pembayaran utang yang dibagi dari penerimaan ekspor atau debt to service ratio (DSR) juga tidak dapat dibandingkan dengan Indonesia. “DSR Filipina cuma 11,3 persen dari data terakhir bank dunia dan Indonesia 34 persen,” tutur Bhima.
Menurut Bhima, DSR atau perbandingan antara utang dan penerimaan ekspor yang tinggi menjadi indikator utang belum dikelola secara produktif. Sebab, kata dia, hal tersebut dikarenakan belum mendorong kinerja ekspor.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan ULN Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang aman. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida Budiman mengatakan saat ini didominasi dengan ULN jangka panjang dengan total keseluruhan dengan jangka pendek mencapai hampir 360 miliar dolar AS.
Dia mengatakan sesuai dengan kinerja perekonomian, komposisinya berimbang antara utang pemerintah dengan swasta. “Kalau kita lihat dari komposisinya, rata-rata 80 persen itu (ULN) jangka panjang. Jangka pendek itu kelihatan levelnya terpisah 15 sampai 20 persen, kalau kita ambil rata-rata mungkin sekitar 17 persen,” kata Aida di Gedung Bank Indonesia, Kamis (24/1).
Untuk itu, jika melihat kondisi tersebut dipastikan utang luar negeri Indonesia masih aman. Terlebih lagi, lanjut Aida, jika dibandingkan dengan begara-negara tetangga maka level utang luar negeri jangka pendek Indonesia tersebut hanya hanya 13,2 persen terhadap PDB.
Dia menambahkan, jika dibandingkan dengan negara tetangga lain seperti yang paling dekat yaitu Filiphina yang sudah mencapai 16,8 persen ULN jangka pendeknya. Bahkan Thailand dan Malaysia menurutnya ULN jangka pendeknya sudah di atas 40 persen.
Aida mengatakan jika ditotal secera keseluruhan dengan jangka panjang, ULN Indonesia hanya 34,5 persen terhadap PDB. Angka tersebut menurut Aida jika bandingkan dengan negara lain juga relatif kecil.