Jumat 18 Jan 2019 23:15 WIB

Teknologi Tingkatkan Pendapatan UKM Hingga 40 Persen

Karakteristik UKM Indonesia masih sulit bersentuhan dengan teknologi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merajut produk hiasan dinding saat Roadshow The Big Start Indonesia di Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/7).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merajut produk hiasan dinding saat Roadshow The Big Start Indonesia di Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi menjadi senjata ampuh untuk mengembangkan bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM). CEO Amartha, Aria Widyanto mengatakan teknologi bisa meningkatkan pendapatan UKM hingga minimal 40 persen per tahun.

"Teknologi bisa membawa pada kesejahteraan sehingga harus menjadi bagian dari UKM saat ini," kata Aria dalam acara Pelantikan Pengurus Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), di Hotel Jayakarta, Jakarta, Jumat (18/1).

Aria menilai karakteristik UKM Indonesia masih sulit bersentuhan dengan teknologi. Mayoritas mereka berada di daerah pedesaan, terpencar-pencar, sangat terisolasi, kurang secara literasi baik pada akses keuangan mau pun pengetahuan bisnis.

Menurutnya, UKM seperti ini sangat membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan agar bisa berkembang. Mulai dari mengantarkan mereka pada akses pembiayaan hingga bisa meningkatkan skala produksi secara mandiri.

Pengenalan pada teknologi pun tergolong sulit. Mereka perlu diajarkan bahwa dengan sentuhan teknologi maka semua proses bisa lebih efisien. Aria mengatakan ini adalah peluang kemajuan ekonomi syariah karena sebagian besar pelaku UKM adalah Muslim.

Mereka perlu dikenalkan pada akses pembiayaan syariah sehingga pangsa pasarnya bisa meningkat seiring dengan kemajuan UKM syariah. Amartha sendiri, kata Aria, memiliki sekitar 900 pembimbing bisnis yang melakukan pendampingan pada UKM.

"UKM yang mencari pembiayaan syariah lewat Amartha juga akan mendapatkan pembina hingga bisa mengembangkan bisnis," katanya.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan pembiayaan pada sekitar 180 ribu UKM dengan total nominal sekitar Rp 800 miliar. Amartha memiliki 103 titik poin di Jawa dan Madura untuk membantu pengembangan UKM dengan skema syariah.

Tahun ini, Amartha fokus meningkatkan jaringan dan kualitas pelayanan agar bisa ekspansi lebih baik di masa mendatang. Selain itu, mengembangkan teknologi digital agar akad-akad pembiayaan bisa dilakukan secara digital.

"Tahun 2019 memang kita targetkan volume bisnis bisa meningkat 2-3 kali lipat, tapi yang nomor satu adalah meningkatkan kualitas layanan dan jumlah cabang," kata Aria.

Ketua ISMI, Ilham Akbar Habibie sepakat bahwa teknologi akan membantu akselerasi bisnis UKM syariah. Sehingga ISMI berkomitmen menyediakan beragam pelatihan teknologi dan jejaring bagi para anggota agar bisa berkompetisi tidak hanya secara nasional tapi juga global.

"Kita juga membangun jaringan dengan komunitas dagang internasional, seperti Timur Tengah sehingga para pebisnis syariah Indonesia bisa terus mengembangkan sayapnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement