Jumat 18 Jan 2019 03:07 WIB

Sumur Minyak Pertamina di Luar Negeri akan Sumbang 8 Juta Ba

Produksi sumur minyak itu meningkat sembilan persen per tahun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Gedung Pertamina
Foto: dok Republika
Gedung Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina International EP (PIEP), anak usaha dari PT Pertamina (Persero), menargetkan akan membawa produksi minyak dari lapangan minyak milik Pertamina diluar negeri sebanyak 8 juta barel pada tahun ini. Delapan Juta barel ini berasal dari sekitar 84 sumur yang dimiliki Pertamina di 12 negara.

Presiden Direktur PIEP, Denie S Tampubolon menjelaskan total aset Pertamina yang ada di luar negeri tersebar pada 12 negara. Produksinya, kata Denie mengalami pertumbuhan sebesar sembilan persen dari tahun ke tahun. Apalagi, kata Denie, Pertamina terus melakukan eksplorasi untuk bisa menemukan cadangan baru.

"Kami mengelola aset di luar negeri untuk ketahanan energi. Kita ada di 12 negara baik langsung maupun kita pengendali perusahaan atau juga kita cuman jadii partner. Produksi Naik sembilan persen per tahun. Upya optimasi juga kita lakukan. Aset terbesar kami di Al Jazair," ujar Denie di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (17/1).

Denie juga menjelaskan untuk 2019 ini Produksi minyak dari lapangan luar negeri ditargetkan akan mencapai 112 ribu barel per hari. Angka ini lebih tinggi dari realisasi 2018 yang sebesar 102 ribu barel per hari. Sedangkan untuk gas, Lapangan luar negeri memproduksi sebesar 299 mmscfd pada 2018 dan ditargetkan bisa mencapai 300 mmscfd pada 2019 ini.

Denie juga menjelaskan untuk produksi memang beberapa lapangan memiliki kenaikan produksi. "Afrika dan middle East kan naik, karena kerja kita eksplorasi dan pengembangan. Sama juga tadi kan kita lakukan percepatan pengeboran di afrka. Kita tingkatkan kapasitas injection." ujar Denie.

Ia merinci pada 2019 ini sumbangan minyak dari lapangan di Asia sebesar 30 ribu barel per hari. Sedangkan di Afrika sebesar 81 ribu barel per hari dan di timur tengah sebesar 52 ribu barel per hari.

"Kami harapkan kami bisa berkontribusi lebih untuk dibawa ke dalam negeri. Sejauh ini realisasinya 80 persen kami bawa ke dalam negeri, 20 persen kami jual di pasar," ujar Denie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement