Selasa 08 Jan 2019 20:35 WIB

AP I Layani 4,6 Juta Penumpang Saat Nataru 2019

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi penyumbang trafik tertinggi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah penumpang tiba di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (4/1/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah penumpang tiba di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (4/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 melayani sebanyak 4,6 juta penumpang. Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan angka tersebut berdasarkan perhitungan selama 18 hari sejak 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019 di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I.

Dia menjelaskan, secara persentase, angka tersebut turun 7,8 persen dibandingkan trafik libur Natal dan Tahun Baru 2018 yang tercatat sebanyak 4,97 juta penumpang. "Namun, pengitungan ini diukur dalam kurun waktu 22 hari, 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018," kata Faik, Selasa (8/1).

Faik menambahkan, tahun ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi penyumbang trafik tertinggi dengan melayani 1,24 juta penumpang. Angka tersebut memperlihatkan adanya pertumbuhan 18,5 persen dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,04 juta penumpang.

Menurut Faik, puncak kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terjadi pada 22 Desember 2018. "Saat itu sebanyak 74.611 penumpang datang dan berangkat menggunakan 484 pesawat udara," kata Faik.

Puncak arus balik penumpang yang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terjadi pada 3 Januari 2019. Tercatat sebanyak 72.663 penumpang yang melalui bandara tersebut dengan menggunakan 476 penerbangan.

Dia menuturkan, Bali masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara untuk berlibur selama Natal dan Tahun Baru. "Sehingga trafik di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih tumbuh sedemikian tinggi," ujar Faik.

Sementara itu, penurunan trafik penumpang di beberapa bandara Angkasa Pura I disebabkan karena dioperasikannya Jalan Tol Trans Jawa. Faik mengatakan harga tiket yang cukup tinggi, semakin banyaknya pilihan moda transportasi lain, serta adanya kekhawatiran sebagian masyarakat untuk melakukan perjalanan udara akibat beberapa  peristiwa bencana alam yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement