Selasa 08 Jan 2019 08:57 WIB

Bantuan Bibit Kementan Tingkatkan Produksi Jagung di Bima

Pemberian bibit jagung merupakan langkah maju karena mengurangi beban petani.

Red: EH Ismail
Ilustrasi tanaman jagung
Ilustrasi tanaman jagung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantuan bibit jagung yang didistribusikan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) sangat layak dan membantu dalam peningkatan produksi. Termasuk yang disalurkan ke sejumlah desa di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Serikat Tani Nasional (STN) menilai tidak ada yang gagal dalam distribusi bibit tanam pemerintah.

"Saya sudah cek secara langsung dan hasilnya cukup bagus. Produksinya meningkat, kualitasnya juga bagus, tidak bisa dibilang gagal lah intinya," kata Ketua Serikat Tani Nasional (STN) Ahmad Rifai, Senin (7/1).

Menurut Rifai, pemberian bibit ini merupakan langkah maju yang harus diapresiasi karena mampu mengurangi beban petani. Apalagi, kelangkaan jagung yang terjadi akhir-akhir ini membuat wilayah Bima terus berbenah untuk menjadi salah satu lumbung jagung dengan kualitas baik.

"Saya pikir sudah saatnya kita harus memberi apresiasi atas sikap dan program pemerintah yang sudah memberikan bibit jagung kepada seluruh petani di Indonesia," ujarnya.

Menurut Rifai, bibit tanam yang diberikan pemerintah sejauh ini dalam keadaan baik, bahkan cenderung tidak mengalami kendala yang mengarah pada kegagalan. Dengan kata lain, bibit ini dinilai sudah sesuai dengan yang diusulkan dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Prinsip kami adalah pemberian bibit dari pemerintah itu tidak sia-sia, apalagi gagal. Di NTB malah bagus dan produksinya juga meningkat," jelasnya.

Perketat Pengawasan

Rifai melanjutkan, seandainya terjadinya protes petani atas bibit yang di berikan pemerintah, maka yang harus dilakukan adalah memperketat pengawasan mulai dari distribusi hingga penanaman bibit.

"Kalimat tidak layak ini menurut saya tidak tepat ya. Sebab pemerintah kan sudah berupaya dalam pengadan bibit. Jadi kembali lagi, yang harus dilakukan pemeribtah adalah mengawasi semua distribusi bibit di seluruh Indonesia," katanya.

Anwar, salah satu petani di Bima mengaku tidak mempersoalkan bibit tanam yang didistribusikan pemerintah. Menurut dia, selama bibit itu bentuknya adalah bantuan, maka ia dan para petani lain tidak mempersoalkan.

"Tidak masalah ya. Saya pikir ada kekurangan pada bibit memang iya. Tapi bukan berarti gagal karena sebagian bibit sudah tumbuh dengan baik. Adapun kekurangan itu bisa kita sampaikan secara baik," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Pemerintah melalui Kementan memang memiliki program yang dinamakan upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (Pajale). Lewat program ini Pemerintah terus mengupayakan peningkatan produksi pajale, dengan memberikan berbagai bantuan bagi petani. Di antaranya bibit dan alat mesin pertanian.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement