Kamis 27 Dec 2018 17:07 WIB

Pertamina Ubah CPO Jadi BBM Oktan Tinggi

CPO yang digunakan adalah jenis yang telah diolah dan dibersihkan getah serta baunya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Minyak kelapa sawit (CPO).
Minyak kelapa sawit (CPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) akan segera merealisasikan proyek kilang pengolahan khusus green fuel. Kilang ini nantinya akan mengolah crude oil dengan tambahan senyawa turunan dari kelapa sawit yang langsung diolah dan menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Berbeda dengan penerapan B20 atau Biodiesel 20 persen yang hanya melakukan pencampuran Fame dan minyak mentah di tangki BBM. Untuk green fuel ini pencampuran langsung dilakukan di kilang dengan minyak sawit murni.

Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif menjelaskan CPO yang digunakan adalah jenis yang telah diolah dan dibersihkan getah serta baunya atau dikenal dengan nama RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil). RBDPO tersebut kemudian dicampur dengan sumber bahan bakar fosil di kilang dan diolah dengan proses kimia sehingga menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.

"Pencampuran langsung CPO dengan bahan bakar fosil di kilang ini secara teknis lebih sempurna dengan proses kimia, sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai oktan meningkat," ujar Budi, Kamis (27/12).

Hasil implementasi co-processing tersebut telah menghasilkan Green Gasoline Octane 90 sebanyak 405 MB per bulan atau setara 64.500 kiloliter (kl) per bulan dan produksi green LPG sebanyak 11 ribu ton per bulan.

"Selama seminggu (uji coba) itu, secara skala pilot hanya mencapai lima persen, tapi ternyata dioperasikan 2,5 persen spesifikasinya memenuhi persyaratan. Sampai 7,5 persen pun seperti itu. Namun sampai 7,5 persen minyak sawit kita sudah habis. Makanya kita hentikan dan kemudian dievaluasi, hasilnya juga mengejutkan bahwa nilai Oktannya bisa naik satu, dari Oktan 90,3 ke 91,7," paparnya.

Oleh karena itu, Pertamina berencana melanjutkan percobaan tersebut hingga mencapai oktan yang diharapkan, yakni sebesar 92. "Itu baru di kilang Plaju. Kita punya kilang yang sama juga ada di Cilacap dan Balongan, nanti di ketiga balongan itu kita akan memasukkan kembali minyak nabati ke dalam kilang-kilang tersebut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement