REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander mengatakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi dari lima persen. Hal ini bisa tercapai melalui dukungan sejumlah pembenahan struktural.
"Ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih potensial dengan menghilangkan sejumlah hambatan," kata Gil Sander dalam pemaparan di Jakarta, Kamis (13/12).
Gil Sander mengatakan pembenahan struktural yang dilakukan harus diupayakan untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan terutama di sektor perdagangan dan investasi. Pembenahan itu antara lain dengan mendorong perbaikan iklim investasi dan ekspor serta melindungi kegiatan bisnis dari praktik persaingan tidak sehat.
Selain itu memberikan kepastian regulasi dan hukum yang jelas dan menyediakan kebijakan energi yang tidak membebani neraca transaksi berjalan. "Upaya ini juga harus didukung oleh investasi dalam 'human capital' serta infrastruktur untuk membuat ekonomi maju dan tumbuh lebih baik," ujarnya.
Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia terbaru yang dirilis Bank Dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 dan 2019 masing-masing diperkirakan mencapai 5,2 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh permintaan domestik yang kuat serta didukung oleh kegiatan investasi maupun ekspor.
Terdapat risiko dari proyeksi perumbuhan ekonomi Indonesia karena masih ada ketegangan perdagangan global serta siklus pengetatan kebijakan moneter dari Bank Sentral di negara maju. Namun, Indonesia dapat lolos dari dampak negatif gejolak global apabila mempunyai fundamental ekonomi makro yang sehat, yang didukung koordinasi kebijakan fiskal, moneter dan nilai tukar yang kuat.