REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia atau Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) telah menyiapkan kurikulum pembelajaran kopi dan kakao. Kurikulum ini akan diterapkan secara nasional melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
Ketua Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) Irvan Helmi mengatakan, sebelum menerapkan kurikulum tersebut ia berharap pihak dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang belajar terlebih dahulu.
"Biar nanti tahu bagaimana menyampaikan (ke mahasiswa)," katanya usai menyerahkan kurikulum kopi SCOPI ke Badan Pengembangan Penyuluhan SDM Pertanian (BPPSDMP), akhir pekan lalu.
Kepala BPPSDMP Momon Rusmono mengatakan, kerja sama ini membuat Polbangtan mempunyai nilai positif dalam mencapai akreditasi institusi. Hal ini tentunya berdampak pada kompetensi akademis dari Polbangtan itu sendiri.
Seperti diketahui, dunia industri telah memiliki kurikulum yang diterapkan kepada para petani binaannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan.
Cara tersebut lah yang nantinya akan disebarkan secara nasional kepada mahasiswa Polbangtan. "(Pelaku industri Diharapkan juga bisa menjdi tenaga pendidik sebagai praktisi," katanya.
Sekjen Kementan Syukur Iwantoro menambahkan, Polbangtan merupakan bentuk pihaknya dalam mendukung vokasi pendidikan dan vokasi pelatihan
mempersiapkan generasi muda untuk terhubung dengan dunia industri. Sekaligus mendorong generasi muda untuk siap berusaha.
Secara umum Kementan telah memiliki 10 Polbangtan. Sebanyak enam Polbangtan telah operasi, satu Polbangtan khusus enjinering akan segera siap menerima mahasiswa. Sementara, tiga Polbangtan lainnya yang tersebar di Kupang, Banjar Baru dan Sumbawa akan siap awal tahun depan.
"Tapi di samping itu kita mempunya 10 Balai Pelatihan yang menjadi favorit," ujarnya. Balai Pelatihan ini juga menjadi suatu wadah pendidikan vokasi yang menerapkan praktik.