REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pertanian merupakan sektor yang paling terdampak perubahan iklim baik itu banjir maupun kekeringan. Beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran musim dan puncak hujan. Perubahan musim tersebut sangat mengganggu pola tanam dan produktivitas, sehingga diperlukan upaya-upaya antisipasi, adaptasi dan mitigasi.
Kementerian Pertanian melalui Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) bekerjasama dengan BMKG, LAPAN, Kemen LHK, dan Kemen PUPR telah mengembangkan Sistem Informasi Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim Sektor Pertanian (Si-PERDITAN) sesuai amanah dari UU No. 19 Tahun 2013 dan Permentan No. 39 Tahun 2018. Sistem informasi ini berisi data dan peta sebaran perubahan iklim dan dampak perubahan iklim serta rekomendasi penanganan dampak perubahan iklim pada sektor pertanian.
Aplikasi Si-PERDITAN menyediakan fitur-fitur yang berisi: 1) peta informasi curah hujan secara real time tiap 1 jam dari citra satelit Himawari-8, 2) prediksi ENSO yakni terkait dengan prediksi kejadian kekeringan (el-nino) maupun banjir (la-nina) sampai delapan bulan ke depan, 3) prakiraan curah hujan enam harian maupun prakiraan curah hujan bulanan selama enam bulan ke depan yang sangat bermanfaat untuk perencanaan pola tanam, 4) peta potensi kebakaran lahan, 5) peta sebaran dan prakiraan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penyakit hewan, 6) peta sebaran monitoring tinggi muka air (TMA) yang ada di 180 waduk/bendungan dan 7) kamus yang berisikan penanganan OPT sehingga sangat bermanfaat buat petani untuk pengendalian OPT. Fitur-fitur informasi yang ada dalam aplikasi Si-PERDITAN dibuat secara dinamis dan interaktif serta berbasis geospasial.
Dengan memanfaatkan fitur dalam aplikasi tersebut, maka persiapaan dan perencanaan sebelum terjadinya kejadian bencana banjir maupun kekeringan dapat diantisipasi dan diadaptasi sehingga dapat mengurangi dampak kerugian akibat banjir maupun kekeringan. Aplikasi Si-PERDITAN ini sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan maupun petugas lapangan untuk menginformasikan perubahan iklim bagi masyarakat khususnya petani dalam rangka perencanaan resiko untuk mengurangi kegagalan panen dan turunnya produksi pertanian.
Sistem ini berbasis webGIS dan mampu diakses melalui mobile browser yang dapat membantu pihak pengambil keputusan di Kementerian Pertanian maupun pemerintah daerah baik tingkat provinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia serta dapat secara interaktif petani berkomunikasi dengan petugas pertanian dalam memperoleh bantuan terkait perencanaan pola tanam, penanganan dampak banjir dan kekeringan dan serangan OPT maupun penyakit hewan. Alamat website aplikasi Si-PERDITAN http://sipetani.pertanian.go.id/siperditan/.
Petugas pertanian lapangan (PPL) dan pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT) menyambut positif Si-PERDITAN. Sistem ini dinilai bermanfaat untuk perencanaan pola tanam dan sistem budidaya pertanian dalam mengurangi risiko kegagalan panen dan produksi pertanian. Hal ini di sampaikan pada saat dilakukan uji coba dan sosialisasi di Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Cianjur, dan Brebes.
Selain pengembangan aplikasi Si-PERDITAN, kontribusi Pusdatin dalam pengembangan teknologi pertanian menuju era Industri 4.0 juga telah dilakukan sebelumnya bersama-sama dengan LAPAN yakni dalam pengembangan aplikasi pemantauan fase pertanaman padi berbasis citra satelit SIMOTANDI.