Jumat 30 Nov 2018 03:00 WIB

Saran Pakar Keuangan untuk Milenial dalam Berinvestasi

Reksadana adalah salah satu investasi paling direkomendasikan bagi milenial

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gaya hidup digital mempengaruhi generasi milenial hingga lebih konsumtif.
Foto: Republika/Prayogi
Gaya hidup digital mempengaruhi generasi milenial hingga lebih konsumtif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak alasan mengapa milenial muda perlu mengerti mengapa harus investasi sejak dini. Financial Trainer & Founder QM Financial Ligwina Hananto, memberikan sejumlah saran bagi para pemula.

Ia menyampaikan pentingnya menetapkan tujuan keuangan sebelum memulai investasi. Setelah itu, atur penghasilan dengan baik. Menurutnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan agar keuangan tetap sehat.

Pertama biasakan catat pengeluaran. Kedua, alokasikan uang untuk menabung minimal 10 persen dari penghasilan bulanan, cicilan maksimal 30 persen dari penghasilan bulanan, pengeluaran rutin, pribadi atau lifestyle maksimal 20 persen dari penghasilan bulanan, dan dana sosial. 

Ketiga, menjaga cicilan agar maksimal 30 persen dari penghasilan bulanan. Untuk menabung, para milenial dapat melakukannya di bank konvensional, menabung emas atau berinvestasi. 

"Buat rekening terpisah antara pengeluaran bulanan, rekening hura-hura dan rekening menabung untuk tujuan tertentu seperti Dana Darurat, Dana Pendidikan dan lainnya," kata dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/11).

Ligwina mengatakan reksadana adalah salah satu bentuk investasi yang direkomendasikan untuk para milenial. Menurutnya, reksadana mudah dibeli dan dicairkan, jangka waktu yang bisa dipilih sesuai tujuan keuangan dikelola secara profesional dan berbiaya relatif rendah.

Selain itu, Founder & Creative Director Chic & Darling Kania Annisa Anggiani mengungkapkan investasi juga penting untuk mengembangkan bisnis. Seringkali pendapatan bisnis milenial entrepreneur digunakan seluruhnya untuk pengembangan bisnis. 

Menurutnya ini bukanlah hal yang bijak karena bisnis pasti ada siklus untung rugi. Ia menyarankan agar sebagian pendapatan bisnis justru diinvestasikan dan hasil investasinya dijadikan modal tambahan untuk pengembangan bisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement