Selasa 27 Nov 2018 19:54 WIB

Tahun Depan BCA Patok Pertumbuhan Kredit 12 Persen

Saat ini kredit konsumer BCA agak melemah karena semakin tinggi suku bunga

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Central Asia (BCA) mematok pertumbuhan kredit pada 2019 sekitar 10 sampai 12 dalam Rancangan Bisnis Bank (RBB) tahun depan. Sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Kisaran delapan sampai 10 persen.

Angka tersebut sesuai proyeksi Bank Indonesia pada 2019. "Kita ikut sajalah, kalau bisa lebih ya kita usahakan," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/11).

Ia menjelaskan, tahun ini perseroan menargetkan kredit tumbuh di Kisaran delapan sampai sembilan persen. Hanya saja sampai September 2018 pertumbuhan kredit telah mencapai 17 persen.

"Kita nggak berharap sedemikian besar. Sampai Desember mungkin pertumbuhannya sebesar 14 persen," kata Jahja.

Lebih lanjut, kata dia, saat ini kredit konsumer BCA agak melemah karena semakin tinggi suku bunga maka permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) serta Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) semakin melemah pula. Meski begitu, dirinya menuturkan, kinerja kredit investasi untuk modal kerja justru bagus.

Jahja mengatakan, saat ini masalah bagi bank yakni likuditas. "LDR (Loan to Depocit Ratio) di pasar sudah 94, kalau DPK tahun depan cuma delapan persen, tapi kreditnya tumbuh 12 persen, maka LFR semakin besar lagi, ini harus diwaspadai," jelasnya.

Meski begitu, Jahja menyatakan, likuiditas BCA kini masih terjaga. "Sekarang 82 persen. Kita jaga di posisi tersebut, maksimum di 85 persenlah," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement