Jumat 16 Nov 2018 05:45 WIB

BPS: Ekspor Perhiasan dan Permata Meningkat pada Oktober

Realisasi ekspor perhiasan dan permata pada Oktober mencapai 651,8 juta dolar AS

Perhiasan emas (ilustrasi)
Perhiasan emas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan peningkatan nilai ekspor perhiasan dan permata mendukung kinerja ekspor nonmigas pada Oktober 2018. Realisasi ekspor nonmigas pada Oktober 2018 tercatat sebesar 14,32 miliar dolar AS.

"Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober terhadap September terjadi pada perhiasan dan permata sebesar 294,1 juta dolar AS," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/11).

Suhariyanto menambahkan barang nonmigas lainnya yang berkontribusi terhadap ekspor Oktober dibandingkan September adalah bahan bakar mineral yang meningkat sebesar 190,6 juta dolar AS dan alas kaki sebanyak 104,3 juta dolar AS.

Meski demikian, ekspor bahan bakar mineral pada Oktober 2018 tercatat paling besar yaitu mencapai 2,1 miliar dolar AS. Kemudian diikuti kendaraan dan bagiannya sebesar 745,1 juta dolar AS serta perhiasan dan permata sebanyak 651,8 juta dolar AS.

Dalam periode ini, kata Suhariyanto, BPS juga mencatat adanya penurunan nilai ekspor nonmigas terutama pada komoditas seperti bijih, kerak dan abu logam sebesar 199,4 juta dolar AS, bubur kayu pulp sebanyak 74,3 juta dolar AS dan timah 68,7 juta dolar AS.

Secara keseluruhan, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2018 sebesar 15,8 miliar dolar AS atau tumbuh tahun ke tahun (yoy) 3,59 persen, yang berasal dari ekspor minyak dan gas 1,48 miliar dolar AS serta ekspor nonmigas 14,32 miliar dolar AS.

Dari segi sektor, ekspor tertinggi berasal dari industri pengolahan yang mencapai 11,59 miliar dolar AS, pertambangan dan lainnya sebesar 2,41 miliar dolar AS, minyak dan gas 1,48 miliar dolar AS dan pertanian 0,32 miliar dolar AS.

Kinerja ekspor pada industri pengolahan ini tumbuh (yoy) 5,71 persen, namun ekspor sektor pertambangan mengalami penurunan (yoy) 1,58 persen, minyak dan gas turun (yoy) 0,44 persen dan sektor pertanian juga ikut turun (yoy) 9,52 persen.

"Ekspor dari sektor pertanian turun, karena turunnya ekspor komoditas seperti kakao, sayur-sayuran dan mutiara hasil budidaya," ujar Suhariyanto.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Oktober 2018 adalah Cina 2,17 miliar dolar AS, Amerika Serikat 1,53 miliar dolar AS dan India 1,33 miliar dolar AS, dengan kontribusi ekspor ke tiga negara tersebut mencapai 35,15 persen.

Dengan pencapaian ekspor Oktober, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2018 mencapai 150,88 miliar dolar AS atau tumbuh (yoy) 8,84 persen, dengan ekspor nonmigas sebesar 136,65 miliar dolar AS atau meningkat (yoy) 8,73 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement