REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana perusahaan rintisan, PT Yelooo Integra Datanet Tbk sebagai emiten ke-46 sepanjang 2018. PT Yelooo Integra Datanet Tbk merupakan perusahaan binaan IDX Incubator.
"Yelooo menjadi perusahaan pertama yang mencatatkan sahamnya di BEI," ujar Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S Manullang di Jakarta, Senin (29/10).
IDX Incubator merupakan program inkubasi startup yang digagas BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). IDX Incubator memiliki visi untuk membantu mengembangkan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia.
Setelah sahamnya resmi tercatat di BEI, Kristian S Manullang mengharapkan, perusahaan dapat lebih menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). "Selain itu perseroan diharapkan meningkatkan performa operasional dan keuangan perusahaan agar dapat meningkatkan value bagi pemegang saham," katanya.
Ia mengemukakan saham PT Yelooo Integra Datanet Tbk memiliki kode perdagangan YELO, diharapkan saham itu dapat menambah pilihan investasi bagi investor di pasar modal. CEO Yelooo Integra Datanet Tbk, Hiro Whardana mengharapkan langkah pencatatan saham ini bisa menginspirasi startup lainnya untuk melihat berbagai opsi pendanaan dalam rangka mendukung aksi korporasi.
"Sebagaimana motivasi yang kami dapat selama proses inkubasi di IDX Incubator, jangan menunggu tumbuh besar untuk IPO, justru dengan IPO startup akan tumbuh," katanya.
Yelooo Integra Datanet Tbk melepas 130 juta saham seharga Rp 376 per lembar. Dengan demikian, perseroan meraih dana sebesar Rp 48,75 miliar. Dana IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis, research and development aplikasi termasuk penambahan beragam fitur serta modal kerja.
Terpantau, saham YELO meningkat 48,94 persen ke level Rp 560 per saham dibandingkan harga penawaran perdananya senilai Rp 376 per saham.