REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menerapkan sistem baru berupa fasilitas dan layanan pembiayaan jasa kepelabuhan (port service financing/PSF) di Tanjung Priok, Jakarta. Sistem baru ini untuk mempermudah konsumen melakukan pembayaran.
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya mengatakan PSF merupakan skema pembiayaan yang disediakan untuk pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang terintegrasi dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan. "Bagi kami, layanan PSF memberikan kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan," katanya di Jakarta, Ahad (28/10).
Selain itu, PSF menjamin kepastian transaksi atas jasa kepelabuhanan di pelabuhan yang dikelola IPC selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, tanpa tergantung lagi pada ketersediaan uang tunai pengguna jasa. "Dengan layanan PSF, proses kegiatan sandar, bongkar muat, atau pelayanan jasa pandu kapal tidak terganggu lagi dengan masalah ketidaktersediaan uang tunai yang kadang-kadang dialami konsumen di pelabuhan," katanya.
Di era baru pelabuhan ini, pihaknya berkomitmen memberikan kemudahan bagi pengguna jasa, baik dalam pelayanan operasional dengan modernisasi alat-alat bongkar muat, maupun kemudahan dalam transaksi keuangan. "Kita ingin semua layanan IPC jadi lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah," katanya.
Kalangan dunia usaha, khususnya pelaku usaha logistik di Tanah Air mengaku semakin merasakan manfaat layanan tersebut. "Fasilitas ini memperlancar cashflow perusahaan. PSF sangat membantu, terutama sebagai bridging finance di pelabuhan. Selama ini, pelaku usaha logistik harus melakukan top up sebelum melakukan transaksi. Sekarang hal itu tak perlu dilakukan, karena ada fasilitas pembiayaan jasa kepelabuhanan, yang penggunaannya mirip seperti kartu kredit," papar Direktur PT Samudera Bahari Hindarto Paripurno.
Menurut dia, pelayaran terkadang terlambat, sementara pihaknya membutuhkan dana untuk biaya sandar. Dengan adanya fasilitas PSF, ada kemudahan. "Kami tidak perlu khawatir lagi saat penagihan," ujarnya.
Fasilitas PSF memudahkan pengguna layanan pelabuhan sebab dengan fasilitas PSF, ketika pengguna jasa tidak menyimpan dana tunai, BNI akan membayarkan sementara. Setelah itu pengguna jasa akan membayarkannya kepada BNI.
Hindarto mengatakan, sejak fasilitas PSF diluncurkan, sejauh ini belum ditemukan kendala. "Belum ada kendala apapun. PSF sangat membantu bisnis kami," ujarnya.
Hal yang sama dikatakan Managing Director PT Indoline Freight Services Fitra Sony. Menurutnya, dengan adanya PSF, layanan di pelabuhan memang lebih cepat.
Namun hal itu belum bisa dijadikan tolak ukur karena belum masuk high season dalam negeri dan musim ekspor. Jika lancar, otomatis nanti akan memperbaiki kinerja jasa logistik secara keseluruhan.
Beban biaya operasional di perusahaan-perusahaan logistik lebih terkontrol, di mana semua pembayaran tidak lagi menggunakan uang tunai (cashless), mulai dari supir, operasional, dan pembayaran port charges-nya.