REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan, Indonesia merupakan salahs atu negara megadiversitas yang memiliki sumber pangan melimpah. Untuk itu, sangat penting mengembangkan pangan lokal.
“Upaya memasalkan penganekaragaman pangan perlu dilakukan secara terintegrasi antara pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha dan masyarakat. Selain itu upaya yang dapat dilakukan diantaranya melalui pengoptimalan pemanfaatan lahan di pekarangan dan pengolahan pangan lokal," kata Agung pada perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXVIII di Provinsi Jawa Tengah, di Alun-alun Kabupaten Blora, Jumat (26/10).
Mengingat besarnya sumber daya pangan lokal yang dimiliki, potensi Indonesia untuk mewujudkan ketahanan pangan sangat besar. Penganekaragaman pangan yang selama ini menjadi tantangan pembangunan ketahanan pangan dapat diatasi. Bahkan,Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Agung juga mengajak seluruh stakeholder dapat menggali dan mengoptimalkan potensi sumberdaya pangan lokal yang terdapat di wilayah masing-masing untuk mendukung dan memperkokoh ketahanan pangan dan ketahanan nasional.
Perayaan HPS mengangkat tema “Pengembangan Pangan Lokal Mendukung Kedaulatan Pangan”. Dalam pengarahannya Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, optimalisasi sumberdaya pangan perlu terus didorong untuk mendukung pembangunan wilayah.
“Industri makanan merupakan industri yang luar biasa besar. Namun demikian saat ini bahan bakunya tidak diproduksi sendiri. Pengembangan pangan lokal seperti umbi-umbian (singkong, talas, ganyong, uwie) harusnya mampu menggantikan bahan baku yang selama ini berasal dari Impor," ujar Ganjar.
Ganjar juga mengajak jajarannya agar promosi pangan lokal terus didorong, sehingga masyarakat dapat lebih memanfaatkan pangan lokal lebih luas lagi. Acara ini juga dihadiri para bupati/walikota se Jawa Tengah, perwakilan OPD provinsi dan kabupaten, petani, para pelaku usaha di bidang pangan, perguruan tinggi dan stakeholder yang terkait.