Senin 22 Oct 2018 18:13 WIB

Lahan Baku Sawah Indonesia Turun 650 Ribu Hektare

Harga jual lahan pertanian lebih menggiurkan dibandingkan pendapatan dari panen.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Seorang petani membersihkan rumput liar di antara padi di area persawahan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (17/9).
Foto: ANTARAFOTO
Seorang petani membersihkan rumput liar di antara padi di area persawahan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, terjadi penurunan lahan baku sawah Indonesia dari 7,7 juta hektare pada 2013 menjadi 7,1 juta hektare pada tahun ini. Pendataan tersebut merupakan hasil pemotretan terakhir lahan baku sawah yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) bersama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

"Karena berubah jadi rumah, jadi jalan, jadi pabrik," ujar Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin (22/10).

Selain mendapatkan luas lahan baku sawah terbaru, pemerintah kini juga telah mendapatkan data luas panen tahun ini. Hasilnya, kata Darmin, dari 7,1 juta hektare lahan baku tersebut, luas panennya mencapai 10,9 juta hektare. Dengan data tersebut, artinya 54 persen dari sawah di Indonesia ditanami dua kali pada tahun ini. 

Darmin mengakui, sulit untuk menahan laju konversi sawah tersebut. Terutama, katanya, harga jual lahan sawah lebih menggiurkan dibandingkan dengan pendapatan dari panen beras.

"Walau begitu, pemerintah akan menyusun kebijakan mengenai itu (konversi lahan sawah). Nanti akan disampaikan," kata Darmin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement