REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Tak mau disebut BUMN yang hanya bisa jago kandang, PT Surveyor Indonesia (Persero) kini mengincar pasar luar negeri. “Kami mengembangkan sayap ke negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN). Dengan ekspansi regional, kami tertantang untuk makin meningkatkan servis kami,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Surveyor Indonesia, Dian M. Noer di sela acara Surveyor Indonesia Outlook 2019 di Jakarta, Jumat (19/10).
Acara yang mengusung tema “We Shape the Future of the TIC Industry” itu diawali dengan keynote speech oleh Menteri Perhubungan, Budi Sumadi. Kemudian dilanjutkan dengan seminar bertajuk “The Great Shifting, Tantangan dan Peluang Bisnis Surveyor” yang menampilkan pembicara pakar pemasaran, Rhenald Kasali.
Dian menambahkan, ekspansi bisnis Surveyor Indonesia ke ASEAN diawali di negara Vietnam. Potensi kerja sama dengan BUMN setempat terbuka lebar. “Vietnam merupakan langkah awal kami mengembangkan sayap bisnis ke luar negeri,” ujarnya.
PT Surevyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan konsultasi. Sebelumnya, Semen Holding Indonesia sudah masuk ke Vietnam. Dua tahun lalu, BUMN tersebut membeli sekitar 60-70 persen saham perusahan semen Vietnam. “Surveyor Indonesia masuk ke Vietnam, bersinergi dengan Semen Indonesia Holding,” kata Dian.
Ini merupakan salah satu contoh sinergi BUMN. “Pasar semen di Vietnam terbuka, Semen Indonesia Holding masuk ke sana. Terkait inspeksi mutu, Surveyor Indonesia bersinergi dengan Semen Indonesia Holding. Jadi, win win solution,” kata Dian.
Dalam hal ini, Dian menambahkan, Surveyor Indonesia juga akan bekerja sama dengan BUMN Vietnam. “Peraturan Vetnam mengharuskan setiap perusahaan yang masuk ke sana harus bekerja sama dengan perusahaan lokal,” tuturnya.
Dian mengemukakan, ekspansi ke luar negeri tahap pertama berlangsung sangat baik. “Peluang bisnis di Vietnam sangat cerah. Kini kami sedang menjajaki peluang bisnis di negara-negara ASEAN lainnya,” paparnya.
Ia menegaskan, ekspansi bisnis Surveyor Indonesia ke luar negeri merupakan hal yang penting. “Melalui ekspansi ke luar negeri, Surveyor Indonesia membuktikan bahwa BUMN bukan jagoan kandang yang hanya menggarap pasar dalam negeri,” ujarnya.
Selain melebarkan sayap bisnis ke luar negeri, Surveyor Indonesia juga terus memperkuat bisnis di dalam negeri. Salah satunya adalah menjajaki pengembangan bisnis di bandara. “Memasuki bisnis di bandara merupakan tantangan tersendiri, sebab bandara merupakan bisnis dengan presisi yang sangat tinggi,” tuturnya.
Selain bandara, kata Dian, pihaknya juga mengincar kerja sama bisnis di pelabuhan dan LRT. “Untuk itu, sampai tahun 2019, Surevyor Indonesia akan merekrut sekitar 300 orang sumber daya manusia (SDM) dari berbagai level,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, ke depan, Surveyor Indonesia akan mendirikan anak-anak perusahaan yang bisa bergerak lebih lincah daripada induknya. “Surveyor Indonesia akan mendirikan perusahaan baru atau membeli (akuisisi) perusahaan, kemudian dipoles dan diperbaiki, setelah itu go public, sehingga menghasilkan dana baru untuk melakukan ekspansi bisnis,” paparnya.
Dia menegaskan, tantangan bagi Surveyor Indonesia adalah selalu menjaga high level service kepada pelanggan. “Kalau tidak dijaga dengan baik, mereka akan lari. Jadi, kita cari tahu kebutuhan mereka. Kita antisipasi kebutuhan mereka. Lalu kita tawarkan solusi kepada mereka. Inilah terobosaan yang harus kami lakukan dalam mengantisipasi revolusi industri 4.0 dan era disrupsi,” papar Dian.
Ditanya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2019, Dian mengatakan Surveyor Indonesia menargetkan Rp 1,3 triliun. Adapun laba ditargetkan Rp 140 miliar.