Jumat 19 Oct 2018 23:40 WIB

BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Sudah Stabil

Titik keseimbangan baru kurs rupiah di kisaran Rp 15 ribuan.

Red: Nur Aini
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebutkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini sudah stabil dan bergerak sesuai mekanisme pasar.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai rupiah sudah stabil saat ini, ketika kurs rupiah bergerak di kisaran Rp 15.200 per dolar AS.

"Kondisi nilai tukar tetap stabil, pasokan dan permintaan di pasar berjalan baik, mekanisme pasar bergerak secara baik," kata Perry di Jakarta, Jumat (19/10).

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar AS Rate (Jisdor) yang diumumkan di laman BI, Jumat, menunjukkan rupiah berada di Rp 15.221 per dolar AS. Perry mengatakan kondisi nilai tukar rupiah saat ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar termasuk investor global terhadap kondisi perekonomian domestik.

"Perkembangan global dari hari ke hari ada berita baru, wajar kalau pergerakan nilai tukar rupiah merespons," ujarnya.

Pergerakkan nilai tukar rupiah setelah menembus level Rp 15 ribu per dolar AS relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang tidak terlalu dalam.

Sementara, kalangan ekonom menyebutkan nilai tukar rupiah yang sudah berada di kisaran Rp 15 ribu-an per dolar AS merupakan titik keseimbangan (ekuilibrium) baru yang mencerminkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Ekonom Agustinus Prasetyantoko meyakini rupiah akan sulit kembali menguat dari level saat ini mengingat ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut yang menyebabkan pengetatan likuiditas global.

"Dengan pasokan dan likuiditas yang terbatas, kita tidak akan kembali ke Rp 13 ribu atau Rp 14 ribu. Rp 15 ribu inilah titik keseimbangan baru buat rupiah kita," ujar Agustinus yang juga Rektor Universitas Katolik Atma Jaya itu pada Rabu (17/10).

Untuk mengurangi dampak ketidakpastian ekonomi global di sisa tahun, perbankan memprediksi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate satu kali lagi tahun ini menjadi enam persen, setelah lima kali kenaikan sepanjang tahun.

"Bunga Acuan BI masih akan naik lagi sebesar 25 basis poin," kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto, Rabu (17/10).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement