REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 65,64 triliun atau meningkat 15,6 persen YOY. Dari posisi Rp 421,41 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 487,04 triliun pada Kuartal III Tahun 2018.
Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit pada bisnis korporasi yang meningkat 18,5 persen YOY terutama kontribusi dari industri manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta konstruksi. Pada bisnis konsumer, payroll loan masih menjadi penggerak utama dalam menumbuhkan kredit konsumer.
Pada Kuartal III Tahun 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 43,7 persen YOY. Kartu Kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Rumah) juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 8,1 persen dan 9,1 persen YOY.
Untuk mendukung ekspansi Kredit, Direktur BNI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan sampai dengan Kuartal III Tahun 2018, BNI mampu mendorong pertumbuhan DPK sebesar 14,2 persen YOY. Yaitu dari Rp 480,53 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp 548,59 triliun pada Kuartal III Tahun 2018.
Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI menekan cost of fund dari 3,0 persen menjadi 2,8 persen. Hal ini karena BNI menjaga rasio CASA yang meningkat ke level 61,9 persen pada Kuartal III Tahun 2018 dari sebelumnya 60,4 persen pada Kuartal III Tahun 2017.
Perbaikan rasio ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan deposito. BNI mencatatkan giro tumbuh 22,4 persen YOY pada Kuartal III 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Adapun Tabungan tumbuh 12,7 persen YOY dibandingkan Kuartal III 2017. Sementara pertumbuhan Deposito lebih lambat, yaitu 9,8 persen YOY pada Kuartal III 2018 dibandingkan Kuartal III 2017. "Hal ini merupakan strategi BNI dalam menjaga rasio CASA yang kuat di level 61,9 persen dan menekan biaya dana," katanya dalam paparan kinerja BNI Kuartal III 2018 di Grha BNI, Jakarta, Kamis (18/10).
Dalam upaya menghimpun dana murah, BNI meningkatkan hubungan baik dengan nasabah institusi atau kelembagaan, baik swasta, BUMN, maupun pemerintahan. BNI juga mengembangkan layanan digital banking sebagai platform perbankan transaksional.
Keberhasilan dalam upaya-upaya tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening yang mencapai 11,1 juta. Yaitu dari 30,8 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 41,4 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2018.
"Selain itu, tercatat peningkatan jumlah agen branchless banking (Agen46) dari 62.961 agen menjadi 108.717 agen," katanya.