Kamis 18 Oct 2018 13:32 WIB

PGN Uji Coba Jaringan Gas Rumah Probolinggo

Jaringan gas dibangun di empat kelurahan.

Petugas PGN melakukan pengecekan berkala terhadap jaringan pipa PGN dengan menggunakan alat Laser Minimetan di Kawasan Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (13/3).
Foto: M N Kanwa/Antara
Petugas PGN melakukan pengecekan berkala terhadap jaringan pipa PGN dengan menggunakan alat Laser Minimetan di Kawasan Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan uji coba jaringan gas (jargas) di 5.025 rumah tangga Kota Probolinggo, Jawa Timur. Uji coba ini sebagai bagian penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Jargas Probolinggo Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Agung Kuwardono mengatakan pembangunan jargas merupakan bagian proyek 2018 di Jatim yang difokuskan pada dua kota yakni Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan. Di Probolinggo, jargas dibangun di empat kelurahan, yakni Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Jati, Kelurahan Mayangan, dan Kelurahan Wiroborang.

Kelurahan-kelurahan itu, kata dia, merupakan hasil usulan wali kota kepada Kementerian ESDM. Wilayah tersebut tersebar di titik-titik Regulating Station (RS) di Kelurahan Jati dan Kelurahan Mangunharjo, antara lain MRS Kelurahan Jati, RS1 ,RS2 RS3 dan RS4 tersebar di Jalan Sabdo Palon, RS5 dan RS6 di Mangunharjo, dan RS7 dan RS8 di Jalan Ikan Kerapu.

"Untuk RS1 sebanyak 27 pelanggan, RS2 865 pelanggan, RS3-4 766pelanggam, RS5 450 pelanggam, RS6 592 pelanggam, RS7-8 2.074 pelanggan," kata dia, Kamis (18/10).

Marianto, salah satu warga Kelurahan Jati mengaku senang dengan adanya jaringan gas itu, sebab memudahkan dan tidak takut mendadak kehabisan saat tengah malam. "Sekitar dua pekan ini sudah mengalir. Kami sudah pakai untuk kegiatan masak dan cukup enak, tidak takut kalau kehabisan mendadak, misalnya pas tengah malam begitu," katanya.

Warga lain, Siswanto, juga cukup senang karena bisa memenuhi kebutuhan untuk merebus air panas sebagai pendukung usahanya saat mengolah kain batik. "Kebutuhan saya dalam usaha batik tulis khusus pesanan ini adalah dengan air panas yang harus direbus untuk meluruhkan warna kain. Kalau pakai gas elpiji, per bulan saya perlu dua tabung. Dengan gas alam ini, meski belum ada hitungan, semoga lebih hemat," lanjut Siswanto.

Uji coba dilakukan sejak September 2018 di 10 RT. Ditargetkan, sampai akhir Desember 2018 seluruh rumah yang telah dipasangi meter Jargas atau mencapai 5.052 rumah tangga sudah teraliri gas bumi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement