Rabu 17 Oct 2018 09:45 WIB

Cina Kurangi Porsi Kepemilikan atas Obligasi Pemerintah AS

Arab Saudi meningkatkan kepemilikannya atas obligasi pemerintah AS

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah kepemilikan Cina atas obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) terus menurun sejak tiga bulan berturut-turut pada Agustus. Langkah untuk mengurangi porsi kepemilikan obligasi pemerintah AS ini karena Cina berjuang untuk mencegah yuan melemah di tengah ketegangan perdagangan dengan AS.

Kepemilikan Cina atas obligasi, tagihan, dan uang kertas AS mencapai 1,165 triliun dolar AS pada Agustus. Jumlah tersebut turun dari posisi 1,171 triliun dolar AS pada Juli, menurut data yang dirilis oleh Departemen Keuangan pada Selasa (16/10).

Baca Juga

Jepang, yang merupakan pemegang asing terbesar obligasi pemerintah AS setelah Cina, juga mengurangi kepemilikannya menjadi 1,03 triliun dolar AS dari 1,036 triliun dolar AS sebulan sebelumnya. Sementara Arab Saudi meningkatkan kepemilikannya sebesar 2,7 miliar dolar AS menjadi 169,5 miliar dolar AS.

Dilansir laman Bloomberg, Rabu (17/10) disebutkan, penjualan obligasi AS di Beijing terkadang dipandang sebagai tanggapan terhadap perang dagang, terutama setelah duta besar Cina untuk AS memberi isyarat pada Maret negaranya dapat mengurangi pembelian utang untuk membalas kebijakan tarif impor AS.

Presiden AS Donald Trump sejak Juli telah memberlakukan tarif pada sekitar setengah dari impor barang asal Cina. Beijing menanggapi kebijakan Trump ini dengan menerapkan hal yang sama terhadap barang-barang dari AS.

"Kepemilikan (obligasi AS) telah menurun selama tiga bulan terakhir dan dapat terus melakukannya karena perang perdagangan yang sedang berlangsung menjerumuskan hubungan antara Cina dan AS dan dengan demikian mengurangi selera mereka terhadap Treasury," kata Thomas Simons, ekonom di Jefferies LLC.

"Ini akan menjadi penting untuk terus mengawasi hal itu," tambahnya.

Tetapi Cina mungkin telah membiarkan cadangan devisanya menurun sebagai bagian dari kebijakan untuk menstabilkan yuan dan mencegahnya melemah lebih lanjut. Mata uang yuan sudah terdepresiasi lebih dari 4 persen terhadap dolar AS pada tahun lalu di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi dan arus modal keluar. Trump menuduh Beijing sengaja melemahkan mata uangnya untuk meningkatkan ekspor.

Secara keseluruhan kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah AS naik 35,4 miliar dolar AS menjadi 6,287 triliun dolar AS pada bulan Agustus. Brasil dan Irlandia juga meningkatkan kepemilikan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement