Rabu 08 Oct 2025 14:06 WIB

ISEF 2025, Bukti Indonesia Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nomor Satu Dunia

BI dan pemerintah optimistis ekonomi syariah Indonesia terus naik dari peringkat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) untuk ke-12 kalinya pada 2025. Dalam momentum muhasabah, BI menilai ekonomi dan keuangan syariah Indonesia terus berkembang pesat hingga kini menempati posisi tiga besar dunia. Ke depan, BI menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah nomor satu di dunia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, industri ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan perkembangan positif. Salah satu pendorongnya adalah konsistensi penyelenggaraan ISEF setiap tahun sebagai ajang sinergi dan edukasi publik.

Baca Juga

“BI, para stakeholder, bersama masyarakat secara berjamaah terus mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global,” kata Perry dalam Pembukaan ISEF 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Perry menuturkan, ISEF pertama kali digelar pada 2014 dan kini menjadi festival ekonomi syariah terbesar di dunia. Selama 12 tahun, ISEF berkontribusi besar terhadap pengembangan halal value chain, zakat, infak, sedekah, wakaf (ziswaf), serta ekonomi pesantren.

“Dua belas tahun lalu kita tidak tahu apa-apa. Sekarang Alhamdulillah, Indonesia naik dari peringkat 10 ke 3 ekonomi syariah global dalam 10 tahun. Insya Allah, ini dicatat sebagai amal jariyah kita bersama,” ujarnya.

Perry menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu strategi utama untuk mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global. BI pun mengembangkan tiga pilar utama, yakni halal value chain berkelanjutan, optimalisasi blended finance ziswaf, serta akselerasi digitalisasi syariah.

“BI berkomitmen memperkuat sinergitas jamaah agar ekonomi syariah kita terus maju dan memberi manfaat bagi umat. ISEF menjadi bukti kepemimpinan Indonesia di level internasional,” tegas Perry.

Dalam kesempatan itu, Perry meminta arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait empat agenda strategis ISEF tahun ini: peluncuran Master Plan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2025–2029, sinergi pusat-daerah, peningkatan investasi melalui sukuk dan operasi moneter syariah, serta peluncuran database ziswaf terintegrasi.

“Dalam ISEF ke-12 ini, niat kita adalah terus berjamaah dan berbuat kebaikan agar ekonomi syariah semakin berdaya,” ujarnya.

ISEF 2025 menjadi puncak rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Juni 2025 melalui Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga kawasan, yakni Sumatra (Lampung), Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Festival ini berlangsung lima hari, 8–12 Oktober 2025, menampilkan ratusan pelaku UMKM syariah, pameran produk halal, serta modest fashion show yang menghadirkan 11 desainer internasional dan lebih dari 1.000 karya nasional.

photo
Pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025). - (Eva Rianti/Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement