REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) membenarkan data BPS yang menyebutkan impor migas pada bulan September ini turun. VP Fuel Pertamina, Jumali, mengatakan menurunnya impor migas pada bulan september ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Jumali menjelaskan sumber suplai BBM dalam negeri ini didapat dari tiga sektor. Pertama, produksi kilang dalam negeri, impor minyak dan juga ada kebijakan blending Bio atau Fame pada solar. Ketiga sektor ini kemudian memperngaruhi volume migas yang diimpor dari luar.
"Memang impor bulan September menurun ya. Ini karena tiga sektor tersebut berjalan dengan baik," ujar Jumali kepada Republika, Senin (15/10).
Jumali menjelaskan, saat ini produksi kilang dalam negeri sedang membaik. Hal ini disebabkan dari beberapa sumur Pertamina EP mengalami peningkatan produksi. Hal ini kemudian membuat cadangan minyak yang masuk ke kilang juga meningkat.
Kedua, kata Jumali kebijakan B20 yang mulai diterapkan pada awal September juga bisa menekan angka impor. Karena 20 persen dari kebutuhan impor solar bisa ditutup dari campuran Fame ke Solar.
"Saat ini Produksi kilang dalam negeri kita lagi bagus. Lalu kedua, awal september juga ada kebijakan B20 kan. Ini memberi dampak terhadap turunnya angka impor," ujar Jumali.
BPS mencatat, Impor migas Indonesia pada September 2018 turun sebesar 25,20 persen di bandingkan Agustus 2018. BPS mencatat impor migas pada September sebesar 2,28 miliar dolar.
Meski begitu, Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti mengatakan pihaknya belum melihat adanya pengaruh penggunaan B20 di dalam negeri untuk penurunan impor migas. Penggunaan B20 di awal September kemungkinan baru bisa dilihat jelas pengaruhnya pada bulan depan.
"B20 kita belum terlalu kelihatan. Itu kan pencampuran. Harapannya impor bahan bakar diesel berkurang. Mudah-mudahan itu membantu penurunan impor. Bulan depan mudah-mudahan bisa dilihat lebih mendalam," kata Yunita, Senin (15/10).