Rabu 10 Oct 2018 14:30 WIB

Saran Ketua OJK Agar Indonesia Siap Hadapi Gejolak Global

Indonesia terbukti mampu meredam dampak krisis ekonomi global pada 2008 silam

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Krisis Ekonomi (ilustrasi)
Foto: ©hangthebankers
Krisis Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menekankan perlunya reformasi struktural untuk perekonomian. Reformasi struktural diperlukan agar Indonesia siap menghadapi gejolak ekonomi global.

"Dari negara lain bilang fundamental kita kuat karena kita punya sumber daya alam, tinggal kita kelola. Selain itu perlu reformasi kembali dalam ekonomi kita," ujar Wimboh Wimboh saat ditemui di Badung, Kuta, Bali, Rabu (10/10).

Baca Juga

Reformasi struktural dalam perekonomian diakuinya memang tidak mudah. Namun, upaya ini diperlukan agar ekonomi Indonesia memiliki daya tahan terhadap krisis.

Bukti pentingnya reformasi struktural dapat terlihat dari reformasi yang dilakukan sejak krisis 1998. Saat itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dibentuk sebagai salah satu upaya mereformasi ekonomi dalam negeri.

Pembentukan LPS dan reformasi lainnya yang dilakukan pemerintah saat itu mampu meredam dampak dari krisis ekonomi global pada 2008. "Memang sulitnya bukan main. Semua tahu kita reform pascakrisis, sekarang harus reformasi lagi, tapi tidak apa-apa, itu dinamika yang harus kita lakukan," jelasnya.

Menurutnya reformasi struktural harus dilakukan karena ekonomi memang sangat dinamis. Oleh karena itu pemerintah harus menyiasati supaya bisa memberikan stimulus kepada pertumbuhan- pertumbuhan ekonomi yang ada, terutama melalui sektor keuangan. Selain itu juga bisa memberikan pertumbuhan yang sangat tahan terhadap risiko yang ada.

"Reformasi adalah proses yang dinamis yang selalu harus selalu kita lakukan, agar ekonomi kita tambah baik dan masyarakat bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement