Senin 08 Oct 2018 12:56 WIB

Pengembangan Pasar Modal di Daerah Jadi Prioritas BEI

Sebanyak 10 daerah tertarik untuk mendirikan pasar modal

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bursa Efek Indonesia
Foto: Andika Wahyu/Antara
Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan bursa di daerah menjadi salah satu langkah penting agar akses pasar modal meluas di masyarakat. Saat ini, bursa pasar modal masih terfokus di ibukota.

Padahal literasi dan inklusi bisa ditingkatkan jika pasar modal menyentuh lebih banyak masyarakat di wilayah. Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi mengatakan saat ini ada sekitar 10 daerah yang tertarik untuk pembangunan bursa.

"Yang minat sudah cukup banyak, ada sektiar 10, tapi kita sedang persiapan infrastruktur dulu, termasuk pendirian perusahaan informasi teknologi (PT IT)," kata dia di BEI, Jakarta, Senin (8/10).

PT IT memiliki tugas salah satunya untuk mempersiapkan back office system. Ia mengatakan pendirian PT IT diharapkan bisa selesai tahun ini. Sehingga mulai tahun depan bisa fokus pada pendirian bursa daerah.

Ia menyampaikan kendala utama pengembangan bursa daerah adalah persiapan sistem teknologi informasinya. Perlu sumber daya dan infrastruktur yang mumpuni agar minim kesalahan teknis.

Inarno menyebut beberapa daerah dengan minat tinggi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan bursa efek daerah akan memudahkan potensi akses di daerah pada pasar modal.

OJK terus berupaya memperluas upaya-upaya pengembangan akses ini salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan dan aturan. "Ini menjadi bagian kecil dari upaya peningkatan literasi dan inklusi untuk pendalaman pasar," kata dia.

Kedalaman pasar sangat penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap segala efek global. Termasuk meningkatkan daya saing dan likuiditas keuangan Indonesia. Tiga caranya yakni dengan pengembangan infrastruktur, mendukung sisi permintaan dan pasokan.

Hoesen mengatakan berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Indonesia tahun 2016, tingkat literasi pasar modal masih 4,4 persen dan tingkat inklusinya 1,25 persen. Peningkatan di berbagai sisi sangat penting, termasuk dengan mempermudah akses informasi pada pasar modal.

Media menjadi salah satu pion utama untuk memperluas sosialisasi. Pada Senin (8/10), Televisi resmi BEI, IDX Channel meluncurkan tampilan baru situs terintegrasi idxchannel.tv. Situs ini menyajikan informasi pasar modal secara langsung melalui platform digital.

Masyarakat bisa dengan mudah mengakses berita seputar kebijakan ekonomi, aksi bisnis korporasi, kebijakan pasar saham juga jasa keuangan. Informasi disajikan secara langsung melalui live streaming dan berbagai fitur relevan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement