Senin 08 Oct 2018 07:08 WIB

Bank Sentral Cina Pangkas Rasio Cadangan Wajib

Hasil pemangkasan ini akan digunakan untuk membayar fasilitas kredit jangka menengah

Bank Sentral Cina. ilustrasi
Bank Sentral Cina. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank sentral China (PBOC) pada Ahad (7/10) mengeluarkan kebijakan berupa pemotongan rasio cadangan wajib pada penyimpanan dalam renminbi sebesar 1 persen mulai 15 Oktober 2018. Hasil pemotongan tersebut akan digunakan untuk membayar fasilitas kredit jangka menengah sebesar 450 miliar renminbi.

Selain itu likuiditas tersebut juga untuk disuntikkan ke pasar senilai 750 miliar renminbi. Sumber PBOC menyatakan bahwa kebijakan terbaru itu bertujuan untuk mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perusahaan swasta, dan industri kreatif sebagai upaya meningkatkan ketahanan perekonomian Cina.

Kebijakan itu juga untuk mengoptimalkan struktur likuiditas perbankan dan pasar uang sekaligus memangkas struktur pembiayaan, demikian laporan sejumlah media resmi Cina yang dirangkum Antara. PBOC juga berpegangan pada prinsip-prinsip kehati-hatian dan tetap melaksanakan kebijakan moneter netral.

Pemangkasan rasio cadangan wajib perbankan (RRR) itu juga untuk memperkecil kesenjangan likuiditas perbankan dalam menghadapi tekanan terhadap mata uang renminbi. "Kami akan terus mengeluarkan kebijakan yang diperlukan agar pasar uang tetap stabil," demikian pernyataan pihak PBOC.

 

Kebijakan pemotongan tersebut berlaku pada penyimpanan renminbi di berbagai jenis perbankan komersial.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement