Jumat 05 Oct 2018 16:18 WIB

10,5 Juta Wisman Kunjungi Indonesia

Gempa Lombok berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) mengunjungi kawasan Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan mancanegara (Wisman) mengunjungi kawasan Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengungkapkan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia hingga Agustus 2018 mencapai 10,5 juta orang. Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Infrastruktur Judi Rifajantoro mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan cara agar target wisman pada tahun ini dapat tercapai.

Judi mengatakan Kemenpar menargetkan sebanyak 17 juta wisman hingga akhir 2018 dan 20 juta wisman pada 2019. Untuk itu masih ada beberapa bulan lagi untuk mengejar target wisman tersebut.

Dia memastikan Kemenpar optimistis target wisman tahun ini dapat tercapai meski dalam beberapa waktu terakhir banyak bencana alam terjadi di Indonesia. "Kita lihat saja, gini dua bulan terakhir Juli dan Agustus 2018 wisman setiap bulannya itu di atas 1,5 juta perbulan. Yang September 2018 belum keluar angkanya," kata Judi usai menghadiri pembukaan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) fase II 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (5/10).

Agar target wisman tercapai, Judi mengatakan hanya perlu mempertahankan angka 1,5 juta wisman setiap bulannya hingga akhir tahun ini. Jika empat bulan terakhir 2018 bisa mendatangkan 1,5 juta wisman perbulannya maka bisa bertambah 6 juta wisman lagi.

Kemenpar Berikan Insentif Promosi Bagi Maskapai

"Jadi kalau sekaramg sudah 10,5 juta wisman ditambah 6 juta wisman itu ada 15,5 juta wisman akhir tahun ini. Target kita 17 juta masih kurang 500 ribu wisman. Kita sedang berusaha bagaimana dalam tiga bulan terakhir ini bisa menutup," ujar Judi.

Dia menambahkan target tersebut bisa saja tercapai jika kondisi di Indonesia normal dan tidak ada bencana alam yang berdampak buruk. Sebab setelah bencana meletusnya Gunung Agung beberapa waktu lalu menurut Judi jumlah wisman menurun.

Begitu juga bencana gempa yang terjadi di Lombok sangat berdampak pada jumlah wisman meski menurut Judi tidak sebesar saat Gunung Agung meletus. Sedangkan bencana yang terjadi di Palu, Judi belum bisa menjelaskan dampak tertentu hanya saja diharapkan tidak terlalu berpengaruh buruk bagi wisman di Indonesia.

Judi menilai selama pemerintah cepat tanggap menangani bencana alam maka dampaknya tidak akan terlalu parah bagi wisman. "Begitu juga evakuasi wisatawan itu yang utama. Ini kan bencana alam tidak bisa diprediksi yang penting buat mereka (wisman) kita cepat tanggap atau tidak. Alhamdulillah, pemerintah cepat tanggap," kata Judi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement