Selasa 25 Sep 2018 15:09 WIB

Ekspor ke Saudi akan Didongkrak Lewat Kebutuhan Jamaah Haji

Kemendag menggandeng Kemenag untuk meningkatkan ekspor ke Saudi.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Nur Aini
Para pekerja menyiapkan makanan penyambut jamaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah, akhir pekan lalu. Sebanyak 7.000 hingga 9.000 paket makanan harus disiapkan setiap harinya untuk menuhi kebutuhan jamaah.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Para pekerja menyiapkan makanan penyambut jamaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah, akhir pekan lalu. Sebanyak 7.000 hingga 9.000 paket makanan harus disiapkan setiap harinya untuk menuhi kebutuhan jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) sebagai upaya meningkatkan ekspor Indonesia ke Arab Saudi. Peningkatan dilakukan melalui pemanfaatan pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia selama berada di Arab Saudi.

Terkait hal itu, Mendag Enggartiasto Lukita telah melayangkan surat ke Menag Lukman Saifudin. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda menjelaskan, rencana kerja sama itu bukan tanpa sebab. "Besarnya jumlah jamaah haji dan umrah Indonesia setiap tahunnya membuat pemenuhan kebutuhan para jemaah ini menjadi peluang yang sangat baik untuk meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (24/9).

Kerja sama kedua kementerian tersebut dinilai penting dilakukan karena terjadi penurunan tren ekspor Indonesia ke Arab Saudi periode 2013–2017 sebesar 8,9 persen. Selain itu, ada penurunan tren neraca perdagangan Indonesia.

Saat ini, mekanisme pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia dilakukan melalui penunjukkan langsung dengan sistem seleksi. Melalui mekanisme tersebut, Kemendag berharap agar Kemenag dapat mendorong perusahaan penyedia jasa di Arab Saudi yang ditunjuk untuk menggunakan produk-produk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan para jamaah.

Arlinda menuturkan, Kemendag akan membantu menyiapkan produk-produk yang dibutuhkan melalui para pelaku usaha/eksportir. Penyediaan itu akan bekerja sama dengan Kadin atau asosiasi pengusaha. "Untuk itu, kami mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait agar rencana ini dapat segera dilaksanakan," ujarnya.

Beberapa komponen kebutuhan yang dapat dipasok dari Indonesia di antaranya kebutuhan makanan dan minuman, bus untuk transportasi darat, dan perlengkapan penginapan. Menurut Arlinda, Indonesia memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kebutuhan tersebut.

Namun, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah menentukan mekanisme pelaksanaan di lapangan. Kuota jumlah jemaah haji Indonesia meningkat setiap tahun. Pada 2017, jumlahnya mencapai 221 ribu orang. Angka itu diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perluasan daya tampung Masjidil Haram.

Pemerintah telah mengajukan permohonan tambahan kuota jamaah haji kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar 29 ribu orang. Jika disetujui, jumlah jemaah haji Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 250 ribu orang. Sedangkan jumlah jamaah umrah Indonesia setiap tahunnya tercatat sejumlah 1,1 juta orang.

Nilai ekspor Indonesia tahun 2017 tercatat sebesar 1,37 miliar dolar AS. Dengan perhitungan minimal pengeluaran jemaah haji dan umrah Indonesia yang senilai 500 dolar AS per orang, maka potensi untuk meningkatkan ekspor per tahun diperkirakan akan mencapai 650 juta dolar AS atau meningkat 47 persen dibandingkan ekspor Indonesia 2017.

Pada periode Januari–Juli 2018, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Arab Saudi tercatat sebesar 1,41 miliar dolar AS. Nilai itu meningkat 10,48 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017, yakni 1,27 miliar dolar AS.

Sedangkan pada 2017, total nilai perdagangan nonmigas kedua negara mencapai 2,18 miliar dolar AS. Nilai itu terdiri dari nilai ekspor sebesar 1,37 miliar dolar AS dan impor senilai 808,3 juta dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi pada periode bulan Januari–Juli 2018 tercatat senilai 738,05 juta dolar AS. Nilai itu menurun 12,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sejumlah 840,08 juta dolar AS.

Sedangkan nilai impor produk nonmigas Indonesia dari Arab Saudi pada periode Januari–Juli 2018 sebesar 672,12 juta dolar AS. Nilai itu meningkat 54,06 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, senilai 436,28 juta dolar AS. Berdasarkan hal tersebut, maka neraca perdagangan nonmigas Indonesia terhadap Arab Saudi surplus sebesar 65,93 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement