Senin 24 Sep 2018 14:18 WIB

Kredit Perbankan di Jateng Tumbuh Delapan Persen

Kredit terbesar disalurkan untuk modal kerja.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Friska Yolanda
OJK
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
OJK

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sektor Perbankan Jawa Tengeh (Jateng) per Juli 2018 mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan aset yang mencapai Rp 399,92 triliun atau tumbuh sebesar 8,21 persen year on year (yoy). 

Peningkatan tersebut juga telihat dari kredit yang tumbuh sebesar Rp 290,56 triliun atau tumbuh sebesar 8,85 persen yoy. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 302,17 triliun atau tumbuh sebesar 9,76 persen yoy. 

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Kantor Regional III Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Indra Yuheri mengungkapkan, pertumbuhan kredit di Jateng tersebut diikuti dengan kualitas kredit yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,86 persen. Rasio ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,47 persen. 

"Sedangkan secara nasional aset, kredit dan dana pihak ketiga masing-masing tumbuh sebesar 9,86 persen, 11,24 persen, dan 6,96 persen yoy," kata Indra saat kegiatan Pelatihan dan Gathering Wartawan se-Jateng dan DIY di Malang, akhir pekan lalu.

Penyaluran kredit di Jateng, lanjutnya, per jenis penggunaan paling banyak digunakan untuk kredit modal kerja sebesar Rp 157,07 triliun atau tumbuh sebesar 9,47 persen. Secara nasional, pangsa pasar kredit modal kerja di wilayah ini mencapai 54,06 persen.

Ia juga mengatakan, perbankan syariah di Jateng pun juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan.  Pada Juli 2018, jumlah pembiayaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp 19,54 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 17,18 persen yoy. Pangsa pasar secara nasional tercatat sebesar 6,73 persen. 

Di sektor pasar modal, jumlah single investor identity (SID) di Jateng tercatat sebanyak 65.805 atau tumbuh 23,86 persen yoy. Nilai transaksi saham sendiri sebesar Rp 3,32 triliun pada posisi Juli 2018. 

"Jumlah emiten di Jawa Tengah sebanyak enam dan satu emiten obligasi," kata Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement