REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan hingga Juli tahun ini, sumbangan devisa dari para TKI sudah mencapai 5,8 miliar dolar AS. Nusron mengatakan hingga akhir tahun nanti, paling tidak sumbangan devisa dari TKI bisa mencapai 10,8 miliar dolar AS.
"Biasanya setiap tahun bisa sampai 10,6 miliar dolar AS," ujar Nusron di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (18/7).
Nusron mengatakan dari pendapatan devisa ini, maka ke depan BNP2TKI mengusulkan tambahan dana untuk pembekalan para TKI ini melalui dana KUR. Kata Nusron, pada 2017, alokasi KUR untuk TKI sebesar Rp 130 miliar. Sedangkan tahun ini, alokasi dana mencapai Rp 340 miliar.
Penambahan KUR ditambah karena plafon yang ada saat ini kurang untuk memenuhi kebutuhan TKI. "Karena kurang, plafon yang udah ditentukan kemarin kurang, kenapa habis? Ini program KUR TKI dulu dulu nggak jalan," ujar Nusron.
Nusron mengatakan ada tujuh lembaga pendanaan yang siap untuk menyalurkan KUR ini. Ketujuh lembaga itu adalah BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas, Arta Graha, CTBC, dan ITC Finance. "Yang baru mengajukan BFI Finance," ujar Nusron.