REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog memastikan hingga akhir tahun beras impor tidak dibutuhkan. Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, produksi dari petani lokal masih mencukupi dan Bulog terus melakukan penyerapan produksi.
“Produksi kita masih luar biasa (banyak). Buat apa kita impor apalagi harga dolar AS sekarang lagi naik. Ini malah membebani negara,” kata pria yang akrab disapa Buwas ini usai inspeksi mendadak di Pasar Raya Kramat Jati, Jumat (14/9).
Ia mengatakan, saat ini Bulog telah menerapkan fleksibilitas 10 persen untuk harga pembelian beras di seluruh Indonesia. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog untuk beras dipatok Rp 7.300 per kg. Melalui fleksibilitas 10 persen maka dipastikan penyerapan beras bisa lebih maksimal.
Stok terakhir beras di gudang Bulog mencapai 2,2 juta ton. Adapun stok beras yang tersimpan di gudang sewaan dan pinjaman sebesar 500 ribu ton sehingga total stok beras Bulog hingga 2,7 juta ton. “Prinsipnya kita siap suplai sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan pasar. Sampai hari ini kita belum butuh impor,” kata dia.
Sementara itu, harga jual beras operasi pasar (OP) Bulog sampai saat ini sebesar Rp 8.750 per kilogram (kg), atau di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp 9.450 per kg. Selanjutnya, Bulog berupaya agar harga beras OP bisa turun menjadi Rp 8.500 per kg. Adapun hasil inspeksi mendadak Buwas dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, harga terendah di pasar bahkan hanya Rp 8.200 per kg.
Buwas mengatakan, sesuai hasil rapar koordinasi terakhir di level Kementerian Koordinator Perekonomian, Bulog diminta untuk mensuplai 15 ribu ton per hari untuk kebutuhan OP. Namun, dalam realisasinya maksimal OP per hari hanya 2 ribu ton. Hal itu, lanjut Buwas, disebababkan oleh masih besarnya pasokan beras di pasar.
Direktur Pengadaaan Bulog Bachtiar mengungkapkan, stok Bulog yang tersedia selain untuk operasi pasar, juga untuk bantuan beras keluarga sejahtera (rastra) dan bantuan sosial untuk becana alam. Peningkatan stok Bulog yang signifikan karena pengadaan beras dalam neger cukup besar.
Ia mengungkapkan, pada 2016 rata-rata harga beras impor 398 dolar AS per ton. Di tahun 2018 naik menjadi 457 dolar AS per ton. Jika dikonversi, maka harga beras impor per kilogram saat tiba di Indonesia untuk tahun 2016 sekitar Rp 6.100 per kg sedangkan tahun 2018 sebesar Rp 7.500 per kg. “Jadi ada selisih 1.400 per kg. Dibanding dengan harga beras lokal ya relatif tidak terllau jauh,” tutur dia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), total volume impor beras hingga Juli 2018 mencapai 1,18 juta ton dengan nilai impor sekitar 552 juta dolar AS. Sementara itu, Kementerian Perdagangan pada Agustus lalu menambah izin impor beras menjadi total 2 juta ton hingga bulan September 2018. Maka dari itu, Bulog masih memiliki ruang untuk impor beras sekitar 820 ribu ton.
Impor beras.