Rabu 12 Sep 2018 10:30 WIB

Pemerintah Temukan 129 Cekungan Potensi Cadangan Migas

Tiga puluh cekungan di antaranya sudah terbukti memiliki cadangan minyak.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Seminar cadangan minyak di Indonesia oleh Kementerian ESDM.
Foto: Antara
Seminar cadangan minyak di Indonesia oleh Kementerian ESDM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi Kementerian ESDM menemukan 129 cekungan baru yang berpotensi menjadi cadangan minyak dan gas (migas). Tiga puluh cekungan di antaranya sudah terbukti memiliki cadangan minyak dan sudah berproduksi.

Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar menjelaskan Indonesia memiliki 128 cekungan sedimen, 42 persen yang sudah dieksplorasi di mana 14 persen (18 cekungan) sudah produksi, sembilan persen (12 cekungan) sudah dibor dan ditemukan minyak, serta 19 persen (24 cekungan) sudah dibor tetapi tidak ditemukan minyak. Masih ada 58 persen (74 cekungan sedimen) yang belum dieksplorasi dan sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia baik onshore maupun offshore.

"Dari kegiatan ini dihasilkan sebanyak 36 rekomendasi Wilayah Kerja (WK) Migas yang dikeluarkan dari tahun 2015-2018," ujar Rudy, Rabu (12/9).

Rudy menjelaskan Badan Geologi akan terus berupaya melengkapi eksplorasi 44 cekungan yang tersisa agar terakuisisi data dasarnya, dengan demikian maka negara memiliki pengetahuan terhadap potensi sumber dayanya. Karena hanya dengan peningkatan kegiatan eksplorasi cekungan sedimen maka potensi cadangan migas di Indonesia bisa ditingkatkan. Mari dukung ekplorasi cekungan sedimen demi kedaulatan energi Indonesia.

Selain itu, Rudi menjelaskan Badan Geologi merekomendasikan lima (5) wilayah di Kawasan Timur Indonesia yang berpotensi untuk ditemukannya lapangan minyak besar (giant field) yaitu Blok Selaru (Cekungan Aru-Tanimbar), Blok Arafura Selatan (Cekungan Arafura), Blok Boka (Cekungan Akimeugah), Blok Atsy, (Cekungan Sahul) dan Blok Agats Barat (Cekungan Sahul).

"Pada Blok Selaru telah diidentifikasi dua lead pada Mesozoic deltaic play dengan sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 4.8 Trillion Cubic Feet (TCF) dan skenario minyak sebesar 4060 MMBO," ujar Rudy.

Berdasarkan hasil akuisisi seismik 2D yang dilakukan Badan Geologi pada tahun 2017 sepanjang 1600 km di blok Arafura Selatan, telah diidentifikasi dua lead pada Aptian Prograding shoreface play ( sudah terbukti pada lapangan-lapangan di Papua New Guinea) dan Permian fluvio-deltaic lacustrine pinchout (terbukti di lapangan migas Australia bagian utara). Total sumber daya potential P50 untuk skenario gas sebesar 7.36 TCF dan skenario minyak sebesar 6144.54 MMBO.

"Untuk Blok Boka dan Blok Atsy kami melaksanakan survey Passive Seismic Tomography (PST) telah diidentifikasi 4 lead pada Jurassic sand play di Blok Boka, dengan total sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 1.1 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 930 MMBO," ujar Rudy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement