Selasa 11 Sep 2018 08:44 WIB

BPS Segera Rilis Data Produksi Pangan

Data produksi beras kerap menjadi perdebatan.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data produksi pangan terbaru pada Oktober 2018. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

"Oktober ya, karena kita masih menunggu finalisasi dari Kementerian ATR dan BIG. Kita (BPS) sudah selesai, tapi petanya mau kita perbaiki lagi," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (10/9).

Suhariyanto mengatakan, selain data produksi baru yang akan dirilis ke publik, akan ada rilis peta baru yang dikerjakan oleh Kementerian ATR dan BIG.

BPS tengah melakukan penyempurnaan metodologi untuk memperbaiki data produksi pangan di Indonesia. Salah satu data produksi pangan yang kerap menjadi perdebatan adalah terkait produksi beras.

"Jadi, BPS bersama BPPT mulai Januari 2018 membuat namanya kerangka sampel area. Itu pakai peta kita bagi-bagi segmennya kemudian koordinatnya dimatikan. Petugas diminta datang ke sawah dengan menggunakan ponselnya dan harus memotret," ujar Suhariyanto.

Suhariyanto menjelaskan, petugas pemantau di lapangan diwajibkan menunjukkan bukti kondisi sawah melalui ponselnya. Hal itu, ujarnya, guna meningkatkan akurasi data.

"Jadi kita betul-betul di lapangan melihat kondisi sawahnya apakah baru tanam, apakah sudah panen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement