Sabtu 08 Sep 2018 17:00 WIB

Gobel: Rupiah Anjlok Momentum Tingkatkan Ekspor

Indonesia masih banyak mengeskpor barang mentah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Rupiah Melemah di Akhir Pekan. Pialang mengamati pergerakan nilai tukar Rupiah di Global market PermataBank, Jakarta, Jumat (13/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Rupiah Melemah di Akhir Pekan. Pialang mengamati pergerakan nilai tukar Rupiah di Global market PermataBank, Jakarta, Jumat (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menilai anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS harus dijadikan momentum untuk meningkatkan ekspor. Untuk itu, tentunya perlu ada upaya ekstra dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah ekspor.

"Ya bagi pengusaha, pemerintah ini harus dijadikan momentum untuk mendorong ekspor," kata Rahmat dalam sebuah diskusi, Sabtu (8/9).

Dia mengungkapkan, selama ini Indonesia dipenuhi oleh badan impor dan ilegal. Karena itu dia menilai perlu membangun nilai tambah dari hasil bumi, hasil laut dan tambang Indonesia.

Mengapa Penguatan Rupiah Berlanjut?

"Lalu kenapa sampai sekarang gak bisa berkembang? Visi kita kurang, visi industri kurang, visi dagang kita masih kuat. Sehingga lebih banyak ekspor barang mentah," jelas dia.

Di sisi lain, lanjut Rahmat, pengusaha juga harus diberi misi untuk mengembangkan industri. Terlebih Indonesia memiliki pasar. Sehingga pasar tersebut harus dimanfaatkan agar untuk bisa ekspor.

"Indonesia bisa dijadikan basis industri yang dibangun. Saya yakin kita bisa bagaimana dorong investasi ini," kata dia.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/9) sore bergerak menguat sebesar 37 poin. Rupiah menguat ke posisi Rp 14.836 dibandingkan sebelumnya Rp 14.873 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement