Rabu 29 Aug 2018 07:31 WIB

Penyaluran Gas Elpiji Bersubsidi Sudah Melebihi Kuota

Hingga akhir tahun konsumsi elpiji bersubsidi diprediksi bisa mencapai 6,6 metrik ton

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram. ilustrasi
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mencatat penyaluran elpiji bersubsidi kemasan tabung tiga kilogram hingga Juli 2018 ini sudah melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN 2018. Direktur Pertamina Retail, Mas'ud Khamid menjelaskan kelebihan kuota penyaluran elpiji bersubsidi ini mencapai 2,6 persen.

Mas'ud menjelaskan terjadinya kelebihan kuota ini dikarenakan masih adanya subsidi tidak tepat sasaran. Fakta di lapangan, masih banyak industri rumahan yang memakai elpiji tiga kilogram.

Disatu sisi, kata Mas'ud hal ini juga terjadi karena adanya migrasi dari penggunaan minyak tanah ke gas elpiji. "Ini karena ada migrasi dan kenaikan konsumsi," ujar Mas'ud di Komisi VII DPR, Selasa (28/8).

Mas'ud menjelaskan konsumsi elpiji tiga kilogram bersubsidi dalam APBN 2018 dipatok sebesar 6,4 juta metrik ton. Sayangnya, hingga Juli ini konsumsi elpiji bersubsidi sudah menginjak di angka 3,37 juta kiloliter atau naik 2,6 persen dari target awal. Hingga akhir tahun, Mas'ud memprediksi konsumsi total elpiji bersubsidi bisa mencapai 6,6 metrik ton.

Mas'ud menjelaskan Pertamina juga berupaya untuk menekan laju konsumsi elpiji tiga kilogram bersubsidi ini dengan mengeluarkan elpiji tiga kilogram nonsubsidi. Jumlahnya, 15-20 persen dair total gas elpiji tiga kilogram yang ada saat ini.

"Selain itu, kita juga perbanyak outlet non PSO, juga kita sediakan reward untuk customer," ujar Mas'ud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement