Sabtu 25 Aug 2018 15:24 WIB

3.000 Desa di Papua Belum Terima Akses Listrik

Tim ekspedisi Papua Terang melakukan survei ke pelosok desa di Papua.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik prabayar di rumah seorang warga Desa Parauto, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Selasa (19/12) sore.
Foto: Republika/Rahmat Hadi Sucipto
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik prabayar di rumah seorang warga Desa Parauto, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Selasa (19/12) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Lebih dari tiga ribu desa di Papua mengalami kesulitan akses listrik. Menteri Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) Rini Soemarno memberikan apresiasinya kepada tim relawan Ekspedisi Papua Terang yang secara sukarela bergabung melakukan survei ke pelosok desa di Papua.

Hasil survei itu nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi  perbaikan kelistrikan di Provinsi Papua dan Papua Barat. geografis yang tidak mudah dilalui. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan banyak pihak termasuk perguruan tinggi dan BUMN lain untuk mengatasi tantangan ini.

"Semoga dengan data ini, kita bisa berikan penerangan listrik ke desa yang jauh-jauh tempatnya. Semoga relawan selalu semangat bantu masyarakat Papua," tuturnya ketika ditemui di Jayapura, Papua, Jumat (23/8).

Tim Relawan Ekspedisi Papua Terang terdiri dari ratusan mahasiswa yang berasal dari lima perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Cenderawasih.

Dalam pelaksanaanya, Program Ekspedisi Papua Terang dibagi dalam dua gelombang dan disebar ke lima posko dilakukan yaitu posko Nabire (jumlah relawan 64 orang), posko Merauke (jumlah relawan 45 orang), posko Jayapura (jumlah relawan 48 orang), posko Timika (jumlah relawan 31 orang) dan posko Wamena (jumlah relawan 41 orang).

Survei yang dilakukan berupa survei geografi, demografi, potensi energi baru terbarukan, dan sistem jaringan evakuasi daya listrik, pengukuran dan pengumpulan data primer, penentuan jenis dan kapasitas pembangkit, perencanaan sistem jaringan distribusi, penyusunan hasi survey, penyusunan hasi survey, publikasi kegiatan survei.

Rini menjelaskan, hasil dari survei ini menjadi masukan bagi PLN untuk mengakselerasi pembangunan kelistrikan di Papua berdasarkan potensi dan kearifan lokal di masing-masing lokasi. "Akhir bulan ini semoga selesai laporannya. Dua sampai tiga bulan lagi, saya akan kembali untuk pemasangan listrik pertama," ucapnya.

PLN mencatat, dalam gelombang pertama di Bulan Agustus, tim survei sudah berhasil melakukan survei di 176 desa dari 416 Desa yang merupakan desa target survei. Dalam perjalanannya terdapat juga 243  desa tambahan yang turut disurvei oleh tim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement