REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan uji coba penggunaan Biodiesel pada kereta api. Uji Coba ini merupakan serangkaian langkah pemerintah untuk mempercepat perluasaan penggunaan biodiesel.
Ketua Tim Teknis Kajian dan Uji Jalan Penggunaan B20, Kementerian Energia dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana menjelaskan dari hasil uji coba ini, tidak ada masalah dalam penggunaan B20 di dua jenis lokomotif milik PT KAI. Diharapkan, hal ini dapat mendukung terlaksananya Program Mandatori B20 yang rencananya akan resmi diterapkan mulai 1 September 2018, yang diperluas ke semua sektor termasuk kereta api.
“Selama enam bulan uji jalan penggunaan B20 pada KAI tidak mogok dan lokomotif jalan terus, persis seperti KAI pada biasanya, berarti tidak ditemukan masalah," katanya
Berita terkait:
Pengujian meliputi performa mesin, perbandingan antara B0 dan B20, emisi gas buangan, dan juga dari sisi konsumsi bahan bakar. Rangkaian pengujian penggunaan bahan bakar dengan 20 persen campuran Biodiesel (B20) pada Lokomotif Progress Rail (EMD) dan General Electric (GE) milik PT KAI yang digunakan untuk menarik kereta batu bara rangkaian panjang (Babaranjang). Rutenya dari Stasiun Tanjung Enim, Stasiun Tiga Gajah dan Stasiun Tarahan yang berjarak sekira 800 kilometer (km). Waktu tempuh sekitar dua hari.
Uji jalan penggunaan B20 pada dua lokomotif GE, yaitu CC206 1516 yang berbahan bakar B20 menempuh jarak 58.550 km dan lokomotif CC206 1526 yang berbahan bakar B0 menempuh jarak 58.559 KM. Uji jalan dimulai pada 16 Februari 2018 dan berakhir pada 10 Agustus 2018. Kualitas Bahan Bakar B20 dan B0 yang digunakan pada rail test ini selama lima bulan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan Pemerintah.
"Selama uji jalan tidak pernah terjadi gangguan pada kedua lokomotif, filternya pun masih berfungsi dengan baik, sudah memenuhi rekomendasi OEM periode penggantian filter yaitu selama tiga bulan," ujar Dadan.