Sabtu 18 Aug 2018 12:42 WIB

Impor Dikendalikan, Kereta Cepat Tetap Berjalan

Proyek itu tidak terdampak karena pembiayaannya dilakukan oleh bank Cina.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pekerja beraktivitas di area tunnel 1 proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kilometer 3 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta, Rabu (2/5).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pekerja beraktivitas di area tunnel 1 proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kilometer 3 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta, Rabu (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini tengah mengupayakan untuk menjaga impor dengan menunda sejumlah proyek infrastruktur. Meskipun begitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan hal itu tidak akan berdampak pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. 

"Kalau kereta cepat Jakarta-Bandung pembangunanya berjalan terus," kata Rini di Jakarta Convention Center (JCC), kemarin. 

Dia menjelaskan, proyek tersebut tidak akan terdampak karena pembiayaannya dilakukan oleh Bank Pembangunan Cina (CDB). Rini mengatakan pembiayaan tersebut untuk jangka waktu 40 tahun. 

Selain itu, dalam pembiayaan tersebut menurutnya CDB memberikan masa tenggang pembayaran angsuran selama 10 tahun. "Ini berarti tidak ada pembayaran devisa selama 10 tahun, jadi ini jalan terus," ujar Rini. 

Baca juga, Kemenhub Berencana Gunakan KPBU untuk Proyek 2019

Rini memastikan saat ini proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah memasang lima tunnel. Dia menilai, proses tersebut menjadi bagian yang paling dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sebelumnya, Rini memastikan pembangunan infrastruktur yang sudah memasuki fase kewajiban pembiayaan atau financial closing tidak tidak ditunda. Sementara proyek yang belum memasuki tahap tersebut akan dirinci kembali apakah bisa pembuatan materialnya di Indonesia. 

Dengan begitu, rencana pemerintah menunda sejumlah proyek infrastruktur demi menjaga impor tidak akan berdampak pada pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. CDB sendiri memberikan pinjaman senilai 5,9 miliar dolar AS untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement