Selasa 31 Jul 2018 14:40 WIB

Luhut: Saatnya Beralih ke Mobil Listrik

Harga mobil listrik masih mahal karena baterai masih mahal.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Jurnalis mengambil gambar mobil listrik Tesla yang terparkir di depan Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/7).
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis mengambil gambar mobil listrik Tesla yang terparkir di depan Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sudah saatnya Indonesia beralih kepada penggunaan mobil listrik. Ia menilai, cadangan minyak dan gas bukan lah cadangan yang bisa ada kembali dalam waktu yang singkat. Jika Indonesia terus menerus bergantung pada mobil berbahan bakar minyak, maka angka ketergantungan impor atas minyak akan semakin tinggi.

Luhut menilai pengembangan kendaraan listrik harus terus digenjot. Hal ini mengingat pertumbuhan kendaraan di Indonesia bisa mencapai lima persen setiap tahunnya. Ini merupakan pasar yang baik, kata Luhut jika Indonesia hendak bergeser kepada listrik.

Alasan Toyota Gencar Promosikan Mobil Listrik

"Penggunaan BBM dan transportasi terus meningkat 5 persen per tahun dan sebagian besar bbm kita impor.  Jadi penggunaan bahan bakar kalau tidak ada mobil listrik, itu akan meningkat dan akan menambah polusi." ujar Luhut di Gedung BPPT, Selasa (31/7).

Luhut tak menampik jika mahalnya pengembangan mobil listrik didasari oleh mahalnya baterai yang menjadi bahan baku utama. Hanya saja, kata Luhut Indonesia mempunyai produksi nikel yang cukup banyak. Ini bisa dimanfaatkan untuk bisa membuat baterai. Sebanyak 40 persen komponen baterai adalah nikel, PT. Antam kata Luhut bisa memenuhi kebutuhan ini. Sisanya, bahan cobalt memang Indonesia belum bisa memproduksi, tetapi untuk sementara waktu bisa impor.

"Kita punya semua ini. Nanti membuat lithium baterai kita perlu cobalt ya kita impor. kita juga punya di Papua, kita eksplorasi, kalau belum siap kita impor tadi. Maka buka hubungan dengan Afrika. Kita sudah ada Indonesia Afrika forum," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement