Jumat 27 Jul 2018 05:45 WIB

Konflik Dagang Meningkat, Menkeu: Pertumbuhan Harus Dijaga

Pertumbuhan domestik harus dijaga dengan mempertahankan kinerja konsumsi dan investas

Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Indonesia harus mampu mewujudkan fondasi perekonomian yang kokoh dengan menjaga kinerja pertumbuhan dalam negeri di tengah situasi peningkatan tensi perdagangan global. Menurutnya, upaya menjaga pertumbuhan domestik dapat dilakukan dengan mempertahankan kinerja konsumsi, belanja pemerintah melalui APBN, maupun investasi.

Terkait investasi, Menkeu mengatakan sentimennya masih bisa diperbaiki meskipun dalam situasi di mana kecenderungan suku bunga naik dan nilai tukar semakin dinamis. "Sentimen itulah yang pemerintah akan coba untuk menjangkarkan ekspektasi dan kekhawatiran yang muncul secara mendunia agar kita tetap bisa menjaga momentum," ujar dia, Kamism (26/7).

Menkeu meyakini bahwa sampai kuartal II-2018, momentum bagi ekonomi nasional untuk tumbuh masih bagus dengan tetap harus mewaspadai ancaman yang mungkin muncul. Skenario yang dapat dilakukan untuk menghadapi ancaman tersebut adalah dengan menjaga stabilitas.

Upaya menjaga stabilitas dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dengan melihat seluruh neraca pemerintah, lembaga keuangan, korporasi, dan BUMN. Masing-masing neraca tersebut diidentifikasi mana yang kemungkinan akan mengalami tekanan atau tidak mampu meredam tekanan yang muncul dari luar.

"Saat inilah kami terus-menerus melakukan, dalam KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) kami melakukan ini secara terus-menerus. Kita melihat hampir seluruh pelaku ekonomi dan kami berkoordinasi untuk mengurangi tekanan itu," kata Sri Mulyani.

Perang dagang antara AS-Cina mulai terekskalasi setelah AS mengenakan tarif terhadap produk Cina senilai 34 miliar dolar AS pada 6 Juli 2018. Presiden AS Donald Trump kemudian memberikan ancaman pengenaan tarif lanjutan dengan mengajukan target pengenaan tarif terhadap produk Cina senilai 200 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement