Jumat 20 Jul 2018 16:33 WIB

Rupiah Melemah 5,81 Persen Year to Date

Pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan negara berkembang lainnya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Rupiah Melemah di Akhir Pekan. Pialang mengamati pergerakan nilai tukar Rupiah di Global market PermataBank, Jakarta, Jumat (13/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Rupiah Melemah di Akhir Pekan. Pialang mengamati pergerakan nilai tukar Rupiah di Global market PermataBank, Jakarta, Jumat (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupiah telah mengalami pelemahan terhadap dolar AS sebesar 5,81 persen sejak Januari 2018 sampai 18 Juli 2018 atau secara year to date (ytd). Padahal, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reserve Repo Rate sebesar 100 basis poin (bps) dari awal tahun hingga sekarang. 

Berdasarkan data Bloomberg USDIDR Spot Exchange Rate, perdagangan rupiah pada Jumat (20/7) dibuka di level Rp 14.477 per dolar AS. Sedangkan penutupan pada Kamis (19/7) di level Rp 14.442 per dolar AS. 

Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di Bank Indonesia, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp 14.520 per dolar AS pada Jumat (20/7), melemah 102 poin dibandingkan Kamis (19/7) di level Rp 14.418 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan, kebijakan nilai tukar Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Dari waktu ke waktu BI melakukan review nilai tukar rupiah baik secara nominal maupun secara nilai riil.

"Kalau terjadi pelemahan berlanjut kami akan lakukan intervensi dan pembelian valas di pasar sekunder," ujar Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/8). 

Baca juga, BI: Yang Melemah Bukan Hanya Rupiah

Dia menambahkan, BI akan memonitor dan memantau berbagai perkembangan nilai tukar rupiah. Termasuk, risiko khususnya kenaikan suku bunga acuan AS, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US treasury bond) dan ketegangan perang dagang antara AS dan Cina. 

Nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara global. Rupiah menguat di awal Juli 2018 sebagai respons positif pelaku pasar atas kebijakan moneter BI yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve pada RDG Juni 2018 yang menaikkan BI 7-day Rerserve Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps). Respons tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan, khususnya Surat Berharga Negara (SBN) sehingga mendorong penguatan rupiah. 

"Tekanan terhadap rupiah kembali meningkat dengan semakin kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas," kata Perry. 

Pada 18 Juli 2018 nilai tukar rupiah tercatat Rp 14.405 per dolar AS, sedikit melemah 0,52 persen (point to point) dibandingkan dengan level akhir Juni 2018. Dengan perkembangan tersebut, rupiah melemah 5,81 persen (year to date) dibandingkan dengan level akhir 2017. Pelemahan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement