Selasa 17 Jul 2018 07:57 WIB

IMF Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Ketegangan perdagangan global diprediksi bakal meningkat

Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (16/7) mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global tidak berubah untuk tahun ini dan tahun depan. Selain itu, lembaga donor global ini juga memperingatkan meningkatnya ketegangan perdagangan dapat menggagalkan pemulihan global.

Dalam laporan World Economic Outlook yang diperbarui yang dirilis pada Senin (16/7), IMF mengatakan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 3,9 persen pada 2018 dan 2019, sejalan dengan perkiraan sebelumnya pada April. "Tetapi ekspansi menjadi kurang merata, dan risiko-resiko terhadap prospek meningkat. Tingkat ekspansi tampaknya telah mencapai puncaknya di beberapa ekonomi utama dan pertumbuhan telah menjadi kurang tersinkronisasi," kata laporan itu.

IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan negara-negara maju pada 2018 menjadi 2,4 persen, 0,1 persentase poin lebih rendah dari perkiraan April, sementara mempertahankan perkiraan tidak berubah dari pertumbuhan 2,2 persen di negara-negara itu untuk 2019.

Pertumbuhan di negara-negara emerging markets dan berkembang diproyeksikan akan menguat menjadi 4,9 persen pada 2018 sebelum mencapai 5,1 persen pada 2019, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

IMF mengatakan keseimbangan risiko-risiko telah bergeser lebih jauh ke sisi negatifnya, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra dagangnya. "Kenaikan tarif yang baru diumumkan dan diantisipasi oleh Amerika Serikat serta tindakan pembalasan oleh mitra dagang telah meningkatkan kemungkinan aksi-aksi perdagangan yang meningkat dan berkelanjutan," kata laporan itu.

"Ini bisa menggagalkan pemulihan dan menekan prospek pertumbuhan jangka menengah, baik melalui dampak langsung pada alokasi sumber daya dan produktivitas serta dengan meningkatkan ketidakpastian dan mengambil korban pada investasi," pemberi pinjaman internasional yang berbasis di Washington memperingatkan.

"Pemodelan kami menunjukkan bahwa jika ancaman kebijakan perdagangan saat ini terealisasi dan kepercayaan bisnis jatuh sebagai akibatnya, output global bisa menjadi sekitar 0,5 persen di bawah proyeksi saat ini hingga 2020," kata kepala ekonom IMF Maurice Obstfeld pada konferensi pers.

"Sebagai fokus dari pembalasan global, Amerika Serikat menemukan pangsa yang relatif tinggi dari ekspornya yang dikenakan pajak di pasar global dalam konflik perdagangan yang lebih luas, dan karena itu sangat rentan," katanya.

Laporan itu terbit setelah pemerintahan Trump secara sepihak mengenakan tarif tinggi untuk produk baja dan aluminium impor, memprovokasi penentangan yang kuat dari komunitas bisnis domestik dan tindakan pembalasan dari mitra dagang AS.

"Risiko bahwa ketegangan perdagangan saat ini meningkat lebih lanjut dengan efek buruk pada kepercayaan, harga aset, dan investasi adalah ancaman jangka pendek terbesar bagi pertumbuhan global," kata Obstfeld memperingatkan.

"Menghindari langkah-langkah proteksionis dan menemukan solusi kooperatif yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam perdagangan barang dan jasa tetap penting untuk mempertahankan ekspansi global," kata laporan itu.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement