REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan ikut mengelola pertambangan di Papua bersama PT Freeport Indonesia. Hal itu menyusul, Head of Agreement (HoA) yang baru saja dilakukan antara Inalum dengan Freeport McMoran.
Dengan ditandatanganinya HoA tersebut, Inalum resmi menggenggam 51 persen saham PT Freeport Indonesia. "Jadi, Inalum sebagai pemegang 51 persen saham, tentu akan ikut (kelola pertambangan) semua," ujar Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono kepada Republika, Ahad (15/7).
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut bahwa langkah selanjutnya yang akan dilakukan pemerintah Indonesia setelah Head of Agreement (HoA) antara PT Inalum (Persero) dengan Freeport McMoran selaku induk dari PT Freeport Indonesia ditandatangani adalah menyiapkan join venture (JV) agreement. Perjanjian ini dipersiapkan untuk membentuk perusahaan gabungan yang nantinya akan mengelola pertambangan emas terbesar di Papua.
Beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum) sebagai holding BUMN pertambangan menyiapkan perusahaan patungan atau joint venture (JV), yang terdiri dari Inalum dan Freeport-McMoran. Perusahaan patungan tersebut dibentuk untuk mengelola divestasi saham 51 persen PT Freeport Indonesia. Menurut Rini, Freeport Indonesia akan dijadikan sebagai joint venture.
Nilai transaksi pembelian saham Freeport Indonesia ini sebesar 3,85 miliar dolar AS atau sekira Rp 53,9 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS). Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menargetkan proses transaksi pembayaran divestasi akan selesai dua bulan mendatang.