Selasa 10 Jul 2018 20:00 WIB

Investor India Bangun Pabrik Gula di Maluku

Investor asal India ini merupakan salah satu dari 17 investor yang tertarik pada gula

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Korporasi PT Hermes Sugar Indonesia  Parekat Vyat Shivanand dan Bupati Seram Bagian Barat Muhammad Yasin Payapo melakukan MoU investasi pabrik gula disaksikan Sekjen Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro, Selasa (10/7).
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Direktur Korporasi PT Hermes Sugar Indonesia Parekat Vyat Shivanand dan Bupati Seram Bagian Barat Muhammad Yasin Payapo melakukan MoU investasi pabrik gula disaksikan Sekjen Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro, Selasa (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor India akan membangun pabrik gula berbasis tebu di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku. Investasi ini mencapai 125 juta dolar AS.

Direktur Korporasi PT Hermes Sugar Indonesia yang merupakan bagian dari Hermes Distilery di India Parekat Vyat Shivanand mengatakan, pihaknya telah melakukan survei di kabupaten tersebut. Sebanyak 25 ribu hektare disiapkan Pemerintah Kabupaten sebagai lahan tebu. Nantinya, sistem yang digunakan adalah inti plasma.

"Khusus untuk pabrik bisa menyerap 300 ribu hingga 400 ribu orang," katanya saat ditemui di Kementerian Pertanian, Selasa (10/7).

Nantinya, perusahaan akan mengandalkan transmigran sebagai tenaga kerja jika SDM yang ada di kabupaten SBB tidak mencukupi. Investasi ini dinilai cukup baik karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar gula pun diakuinya telah ada mengingat selama ini, industri tebu terfokus di wilayah Indonesia bagian barat.

"Indonesia adalah pasar untuk kita," katanya.

Ia menambahkan, dengan kehadiran pabrik gula ini nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan gula di wilayah Timur yakni Maluku, Papua dan Sulawesi Tenggara.

Selain memproduksi gula tebu, PT Hermes juga akan memproduksi energi. Berbaaiskan green energy limbah tebu yang dihasilkan akan diolah menjadi biogas sebagai sumber listrik yang digubakan untuk operasional. Dengan begitu, perusahaannya tidak menerapkan integrasi tebu-sapi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian mengatakan, seluas 25 ribu hektare lahan di SBB telah sesuai untuk ditanami tebu. Survey yang dilakukan PT Hermes dan Pemerintah Kabupaten SBB melibatkan Balai Sumberdaya Lahan Pertanian (BSDLP) Kementan.

Investor asal India ini merupakan salah satu dari 17 investor yang tertarik pada gula. Sebagian besar dari angka tersebut bahkan sudah operasional, beberapa sudah membangun pabrik dan sisanya sedang mengurus lahan.

"Nilainya Rp 41,44 triliun," kata dia.

Ia berharap, pada 2019 ada tujuh pabrik gula siap beroperasi. Hingga saat ini baru ada lima pabrik gula yang operasional.

"Ada tiga lagi sedang bangun pabrik gula," ujarnya.

Dengan masuknya 17 investor ini, diperkirakan ada tambahan produksi gula sebesar 2.35 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement