Rabu 16 Apr 2025 16:40 WIB

Wamen ESDM: Proyek Gas Akatara Hemat Biaya

Proyek ini secara total membutuhkan investasi sekitar 100 juta dolar AS.

Rep: Frederikus Dominggus Bata     / Red: Gita Amanda
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung meresmikan proyek Akatara Gas Processing Facility (AGPF) di Lapangan Akatara. (ilustrasi)
Foto: pln
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung meresmikan proyek Akatara Gas Processing Facility (AGPF) di Lapangan Akatara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung meresmikan proyek Akatara Gas Processing Facility (AGPF) di Lapangan Akatara, Wilayah Kerja (WK) Lemang, di Tanjung Jabung Barat, Jambi, Rabu (16/4/2025). Proyek ini milik Jadestone Energy (Lemang) Pte Ltd, perusahaan hulu migas independen yang banyak beroperasi di Asia Pasifik.

Yuliot menerangkan realisasi investasi proyek ini sebesar 130 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 2 triliun. "Jadi nilai ini kalau kita bandingkan dengan proyek sejenis, relatif lebih efisien," kata Wamen ESDM. 

Baca Juga

Ia melanjutkan dengan kegiatan yang dilakukan di lapangan Akatara ini, menghasilkan tiga bagian. Itu antara lain gas, LPG (Liquefied petroleum gas), serta kondensat. Khusus LPG bisa menambah sumber energi tersebut, untuk pemenuhan dalam negeri.

Yuliot menyampaikan saat ini untuk memenuhi kebutuhan LPG di Indonesia, didominasi impor. Jumlahnya sekitar 80 persen dari kebutuhan nasional. Menurutnya pengeluaran devisa importasi LPG mencapai Rp 500 triliun per tahun. "Jadi dengan proyek Akatara ini juga akan meningkatkan ketersediaan dalam negeri," ujar Wamen ESDM.

Ia berharap kegiatan sejenis, bisa diduplikasikan di tempat lain. Sehingga bisa terus memaksimalkan potensi migas domestik. Yuliot meminta para pelaku usaha berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dan daerah saat melakukan aksi korporasinya.

Wamen ESDM menjelaskan, dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional, pemerintah melakukan percepatan proses tender di sejumlah wilayah kerja, termasuk di Jambi. Jumlahnya sekitar 55 WK yang dipersiapkan. "Kemudian untuk masuk ke eksplorasi, produksi, kita lakukan percepatan," kata Yuliot.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menambahkan hasil dari investasi proyek ini yakni mendapatkan total kapasitas produksi sebesar 25,7 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) untuk raw gas, 185 metrik ton (MT) per hari untuk LPG, serta kondensat 1.098 barel per hari (barrel per day/BPS). 

Djoko menerangkan proyek ini melibatkan 63 pekerja Jadestone. Didukung 200 tenaga kerja main contractor, dan 1.600 subcontractor. Proyek ini membukukan lebih dari 8,2 juta jam kerja, tanpa ada kesalahan. "Dari segi TKDN, komitmen direncanakan mencapai 52 persen yang saat ini, masih diversifikasi oleh PT Surveyor Indonesia, dan diharapkan bisa mencapai lebih tinggi lagi," ujarnya.

Ia kembali mempertegas mengenai nilai investasi proyek ini. Menurut Djoko proyek ini secara total membutuhkan investasi sekitar 100 juta dolar AS, yang mencakup fasilitas produksi dan aktivitas pengeboran. Realisasinya lebih dari itu yakni sekitar 130 juta dolar AS.

Kepala SKK Migas bersyukur proyek ini turut menambah produksi LPG dalam negeri. Semua LPG dari lapangan ini dipasok untuk kebutuhan domestik. Penyalurannya dilakukan setiap hari dari dari fasilitas ini melalui skema trucking oleh pemilih.

Produksi aktual saat ini, Lanjut Djoko kurang lebih 19,4 MMSCFD untuk gas, 180 MT/day, 1000 BDP kondensat. "Kita bersyukur semua produksi aktual sudah dapat dikomersialisasikan dimana gas pipa dipasok ke PLN Batam, LPG ke Pertamina Patra Niaga dan PT Kimia Yasa, serta Kondensat ke PT Laban Raya Samodra. 

Gubernur Jambi Al Haris berterimakasih atas semua investasi yang masuk ke wilayahnya. Ia siap mengawal kebijakan pemerintah pusat dalam memaksimalkan sumber daya alam. Pada akhirnya, ia berharap hasilnya untuk kebaikan bersama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement