Senin 02 Jul 2018 13:55 WIB

Permintaan Daging Ayam Picu Inflasi Jatim

Selain daging ayam, inflasi juga terkerek akibat tingginya permintaan angkutan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Daging ayam.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Daging ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur (Jatim) mengungkapkan, berdasarkan pemantauan terhadap perubahan harga selama Juni 2018 di 8 kota IHK Jawa Timur, menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Situasi ini mendorong Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,42 persen.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengungkapkan komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Jatim pada Juni 2018 ialah daging ayam ras, angkutan udara, dan angkutan antarkota. Tingginya permintaan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri menurutnya membuat harga daging ayam ras mengalami kenaikan di pasaran.

"Kenaikan daging ayam ras di seluruh kota IHK di Jawa Timur ini menjadi penyebab utama terjadinya inflasi di Jawa Timur pada Juni 2018," kata Teguh di Kantor BPS Jatim, Jalan Kendangsari, Surabaya, Senin (2/7).

Baca juga, BPS: Inflasi Juni 2018 sebesar 0,59 Persen

Selain daging ayam ras, lanjut Teguh, tradisi mudik Lebaran di Indonesia yang jatuh pada Juni ini membuat beberapa tarif angkutan mengalami lonjakan harga terutama tarif angkutan udara dan angkutan antarkota. Sehingga, tarif kedua angkutan tersebut juga memiliki andil besar terjadi inflasi di Jatim pada Juni 2018.

Selain tiga komoditas utama, lanjut Teguh, komoditas lain yang juga mendorong terjadinya inflasi di Jatim pada Juni 2018 ialah tarif kereta api dan kendaraan carter atau rental. Kemudian, ada juga daging sapi, daging ayam kampung, tahu mentah, cumi-cumi, serta tarif kendaraan travel.

Teguh menambahkan, selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi tersebut, beberapa komoditas justru malah menjadi penghambat terjadinya inflasi di Jatim pada Juni 2018. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah telur ayam ras, emas perhiasan, dan beras.

"Walaupun saat menjelang Lebaran harga telur ayam ras mengalami kenaikan akibat tingginya permintaan, setelah Lebaran harga telur ayam ras mulai berangsur-angsur turun. Hal ini menyebabkan secara rata-rata harga telur ayam ras Juni lebih rendah dibandingkan dengan Mei," ujar Teguh.

Baca juga, BPS: Harga Beras Turun, Gabah Naik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement