Kamis 28 Jun 2018 18:56 WIB

IHSG Ditutup Melemah ke Level 5.667,32

Sejak pagi pergerakan indeks saham gabungan terus berada di zona merah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sore ini, Kamis (28/6). Pelemahannya mencapai 2,08 persen atau 120,23 poin ke level 5.667,32.

Meski sempat dibuka menguat, namun sejak pagi pergerakan indeks saham memang cenderung ke zona merah. Di akhir perdagangan sesi I, IHSG melemah 1,64 persen atau 94,09 poin ke 5.692,87.

Selanjutnya, di awal perdagangan sesi II, indeks saham semakin terperosok dengan pelemahan menembus 1,7 persen. Jelang penutupan, IHSG berada di posisi 5.687.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, laju IHSG bukannya membaik justru malah terpuruk. "Belum beranjaknya sentimen potensi terjadinya perang dagang AS-Tiongkok seiring masih adanya tarik ulur pembahasan perdagangan di antara kedua negara tersebut hingga kembali anjloknya kurs rupiah membuat pelaku pasar kian panik dan cenderung menambah aksi jualnya," jelasnya di Jakarta, Kamis, (28/6).

Ia menambahkan, Jelang diadakannya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, pelaku pasar menantikan keputusan bank sentral terhadap kebijakannya. Apakah suku bunga acuannya berubah atau tidak demi mengantisipasi pergolakan rupiah.
   
Lebih lanjut, kata dia, sentimen yang sama masih memengaruhi laju bursa saham Asia cenderung mengalami pelemahan. "Indeks ASX kembali mengalami pelemahan dengan tekanan pada saham-saham keuangan meskipun diimbangi dengan kenaikan saham-saham energi," kata Reza.

Dirinya mengatakan, Nikkei turut melemah diikuti Kospi hingga sejumlah indeks saham Tiongkok yang juga ditutup merah. Ketidakjelasan seiring dengan potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat pelaku pasar mengamankan posisi untuk sementara waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement