Kamis 28 Jun 2018 16:50 WIB

Rini Minta Modal BUMN Fund Rp 100 Miliar

Perusahaan pembiayaan infrastruktur ini terbentuk dari delapan BUMN jasa keuangan

Rini Soemarno
Foto: Republika/ Wihdan
Rini Soemarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta perusahaan patungan PT Bandha Investasi Indonesia yang mengelola BUMN Fund memiliki modal awal lebih besar. Setidaknya, kata Rini, modal awal yang dimiliki sebesar Rp 100 miliar.

Dalam Penandatanganan Akta Pendirian PT Bandha Investasi Indonesia di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (28/6), Menteri Rini menyayangkan modal awal perusahaan private investment fund tersebut terlalu kecil yakni hanya sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar.

"Waktu lihat presentasinya, terus terang investornya Bahana Kapital Investa, Dana Reksa, masa mulainya Rp30-40 miliar. Minimal Rp 100 miliar lah," kata Rini.

PT Bandha Investasi Indonesia merupakan perusahaan patungan dari delapan BUMN bidang jasa keuangan, yakni PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Danareksa (Persero), PT Asuransi Jasa Raharja (Persero), PT Askrindo (Persero), PT Asuransi Jasindo (Persero), PT Asabri (Persero), Perum Jamkrindo, dan PT Taspen (Persero).

PT Bandha Investasi Indonesia akan mengelola BUMN Fund yang dapat menjembatani kebutuhan pendanaan poryek infrastruktur dengan para investor potensial baik dari BUMN maupun perusahaan swasta.

Pada tahap awal, PT Bandha akan mengembangkan strategi jangka panjang dengan modal awal sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Dana tersebut direncanakan masuk dalam 6-12 bulan pertama serta akan dipergunakan untuk mengkaji strategi investasi, mendapatkan pipeline investasi, preferential terms, dan fund raising dari pihak swasta dan asing.

Menurut Rini, dengan perusahaan patungan yang memiliki aset besar tersebut seharusnya mampu menyumbang modal awal yang lebih besar, terutama PT Bandha akan mengelola dana investasi sejumlah BUMN tersebut untuk pembiayaan infrastruktur.

Selain itu, Rini juga berharap dana kelolaan perusahaan patungan pembiayaan investasi ini bisa mencapai 10 miliar dolar AS, jauh melebihi yang ditargetkan perusahaan sebesar Rp 13 triliun. "Pada 2022, saya sudah hampir umur 65, hanya 1 miliar dolar AS, maunya saya 10 miliar dolar AS. Think big, because you are big. Kalian itu besar. Tadi dikatakan program infrastruktur kita mencapai Rp5.500 triliun. Kalau kita mikir kecil, ya kecil terus," kata Rini.

Rini berharap skema BUMN Fund diharapkan menjadi solusi bagi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisir, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portfolio.


sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement